Rabu, 31 Desember 2014

Mulanya mencari ilmu sungguh-sungguh, lantas ilmu itu menjadi sekutu selain Tuhan
Menikah,  lantas di jadikanlah pasangan itu sekutu selain Tuhan
Lalu  punya anak, lantas anak itu menjadi sekutu selain Tuhan
Kemudian punya kehidupan baik dan harta yang banyak, lantas jadilah itu sekutu selain Tuhan

Dia telah katakan bahwa, pasangan yang kau cintai, anak yang kau sayang, harta yang banyak itu tak akan membawa manfaat bagimu di hadapan Tuhan.
Dia telah katakan bahwa, isteri-isterimu, anakmu yang banyak, dan harta benda yang kau takut kehilangan darinya adalah ujian untukmu.

Ujian yang lengkap kenikmatannya..
Memang tidak jelas seperti  para penyembah latta dan uzza.. 
Tapi menomorduakan yang Satu, bukankah itu penyekutuan?..

Langit di atas atapku meledak-ledak, pekak!
Tidak pernah ada ceritanya, masa yang akan datang lebih mudah dari masa lalu.. Mestilah lebih sulit..
Tapi, langit di atap rumahku tetap meledak-ledak..
Dan,  aku ingin suara itu diam.
Tak perlu bahagia terlalu..  jika itu hanya ujian dan kita membuat sekutu-sekutu selain Tuhan.
Habislah kita!!.


Selasa, 30 Desember 2014

"Cintaku tak laku 
juga tak layak
apa hebatnya cintaku itu?

Herannya
bangga nian
pamer 
sombong
bilang ke semua orang, aku cinta..aku cinta!

cintaku tak laku
juga tak layak
untuk diketengahkan
karena
aku memilih untuk
sedikit berkorban
dan banyak
meminta

aku berikan sisa,
yang baru 
ku simpan sendiri
untuk yang lain

jika kau bertanya padaku
berapa dalamnya?
aku jawab dengan lidah, sedalam lautan
tapi ucap hati, sejengkalpun tak sampai

jika kau bertanya 
berapa luasnya?
aku jawab dengan lidah, seluas padang pasir.. lebih! luasss sekali..
tapi ucap hati, sedepah lagi kurang..

aku cuma
bicara saja tentang cinta
tapi aku tak tahu artinya
apa itu cinta? bagaimana rasanya?

seperti.. 
seperti..
qabil yang memberikan bagian yang jelek buat Tuhannya
apakah..
apakah cinta yang kuberikan juga seperti itu?

cintaku tak laku
juga tak layak
tapi aku sering nian gelak
bukannya menangis
entah apa yang lucu.

(YHP#midnite)

Jumat, 26 Desember 2014


Pagi itu di awal Bulan November, aku bersama sebuah koper yang penuh dan berat. Berjalan dengan semangat 98 menuju ruang keberangkatan B7 Bandara Soekarno Hatta. Sebenarnya masih terlalu pagi, tapi prinsip lebih baik menunggu daripada ketinggalan pesawat terus terpatri di hati sanubari. Pukul 4 dini hari sebenarnya aku sudah berangkat dari kota Bandung. So cold, aku lengkap bertarung di pagi buta dengan masker dan jaket. Keberangkatan tercatat pukul 12.20... aku sudah stand by di Bandara Pukul 9 pagi.. pelingak-pelinguk sejenak di ruang tunggu, aku langsung pergi ke mushalah bandara.

Di mushalah ada seorang bapak yang juga sedang melakukan ibadah. Jadi, aku sibuk dengan pekerjaanku, bapak itu sibuk dengan pekerjaannya. Sampai akhirnya, kami bertemu kembali diruang tunggu, aku menyapa bapak itu dan bertanya, bapak kemana, darimana,...ternyata satu tujuan, dari Solo menuju Bengkulu!. Akhirnya bapak bercerita panjang tentang pengalaman hidupnya sewaktu tinggal di bengkulu. Kedatangan kali ini ke bengkulu untuk suatu urusan, hanya beberapa hari. Aku tidak tahu mengapa bapak menjadi sangat lancar dan mudah bercerita, mengalir sekali..

Memang telat dari waktu yang di tentukan, aku mengingatkan bapak bahwa nomor pesawat kami sudah di panggil. Kami berjalan bersama menuju pesawat, sayangnya tempat duduk kami jauh, tidak ada kesempatan untuk bercerita lagi.. Penerbangan kali ini agak berbeda, agak memacu adrenalin saat ban pesawat dengan keras menyentuh aspal Bandara Fatmawati. Goncangan yang  kuat membikin jantung gedebug-gedebug.. ^_^

“ Yona pulang pake apa?” tanya bapak saat kami turun pesawat
Pake angkot pak!” jawabku. Kebetulah memang ayah tidak menjemput. Sedang berlayar ke Pulau Enggano. Tapi adik bungsuku, iki, sudah ada di depan bandara untuk membantu membawa barang.
“Sama Bapak saja!” tawar bapak.
Aku menolak.. dan tentu saja berterimakasih atas tawarannya..

Setelah mengambil barang, ops!. Bapak berjalan ke arahku. Kali ini lebih meyakinkan untuk mengantarku pulang. “kalau tak ada yang jemput, bapak saja yang antar!” katanya. Di sana sudah ada mobil dan dua orang lelaki paruh baya yang menjemput bapak. Sedapat mungkin aku menolak, terus menolak, namun karena tidak enak hati aku akhirnya mengangguk..

Aku, iki, bapak, dan dua orang teman bapak itu di dalam mobil
“ Yona tadi yang di musholah, ya?..” tanya bapak
“ Hmmm , kok bapak tahu kalau itu na?.”
“ Terus lakukan salat sunnah dhuhanya ya!, supaya memperlancar rezeki.” petuah Bapak. Sedikit memang, tapi sekarang, setiap aku lalai salat dhuha, teringat pesan Bapak. “ Terus lakukan salat sunnah dhuhanya ya!.”

Di perjalanan, bapak bertanya banyak... mau kerja apa?, mau kerja dimana?, ayah dan ibu kerja apa?, adik kuliah dimana? sudah punya calon suami.. ? hmm.. kalau bapak kasih calon boleh  ya!. Canda bapak memang renyah.. ^_^

Aku minta maaf karena merepotkan perjalanan bapak dan teman-temanya.  Bapak bilang, “ kalau ayah yang itu tidak bisa jemput, ayah yang ini kan bisa antar..” Really nice!

Sesampai di pagar rumah.. aku berterima kasih kembali dan bapak akhirnya pergi
Sesekali bapak mengirim pesan, bertanya apakah sudah salat, apakah sehat wal’afiat, dan memberi doa atas lancarnya urusanku. Bapak meminta untuk sesekali main ke Solo, “Ibu pengen ketemu sama Yona” begitu katanya.

Seperti skenario sinetron saja, berawal dari  pertemuan di mushalah, bercerita singkat di bandara.. tapi ada nilai.. sebuah nilai yang sangat mengagumkan dari pertemuan itu..

Hari ini bapak SMS,

Assalamualaikum Yona, bapak mau ngadain walimatul ursy hari minggu ini. Yona pasti gak bisa datang kan, doain ya agar semuanya lancar, Allah memberkahinya. Amin.

Waktu di bandara Bapak juga bercerita, anak lelakinya yang bungsu akan menikah dalam waktu dekat. Bapak sumringah sekali waktu bercerita rencana walimatul ursy ini. Lewat dari sebulan, Bapak masih ingat untuk memberitahuku.

Keping kenangan bersama Bapak, Bapak Solo, Pengingat Salat Dhuha..







Rabu, 24 Desember 2014


Judulnya ajalah ya yang english-an.. biar ceritera ini lebih mengalir dan bisa dinikmati sambil menyeruput kopi. Sejak aku pulang dari menuntut ilmu kanuragan di tanah leluhur, aku lebih sering bersembunyi di dalam kotak kubus, ukuran 3 kali 3 meter, yang sudah dipatenkan sebagai “Kamar Uni”  sejak aku kelas 4 SD. Tak suka keluar rumah, Yaa... seperti biasa, kecuali jika ada urusan penting seperti ke kantor polisi atau ke pasar.

Kerja apa sekarang? Setidaknya itu pertanyaan para junior atau teman melalui pesan singkat. Sungguh aku tidak suka di bilang pengangguran hihihi.. cuci piring tiap hari, cuci baju tiap 2 hari, giling cabe (kadang-kadang), bikin kopi tiap pagi, jelas itu rutinitas yang tidak sesepele pengangguran.  Satu pekerjaan terberat adalah menemani ibu ke pasar. .. temani beli beras, beli cabe, beli telur, beli sayur..  Jangan sepelekan kerja perempuan!. Belum lagi kerja meramu yang dibeli dipasar tadi hingga berada di tudung saji.

Mungkin antara aku dan fresh graduate lain punya teknik, metode, atau apalah namanya yang berbeda untuk melanjutkan kehidupan. Dan dari jalan yang kita pilih, kita bisa menilai karakter diri sendiri.  Oke-oke,  kita kesampingkan dulu persoalan ini, kita kembali ke judul di atas..

A Man and His Queen

Hari ini (kalau tak salah) kali ketiga kau menemani ibu keliling Pasar Tradisional Panorama Bengkulu (Lengkaplah ya alamatnya). Jika mengikuti ibu ke pasar, seluruh sudut pasar akan di telusuri. Dari jalan becek sampai toko bermarmer. Beli mainan anak-anak sampai bawang merah. Lengkap!! Komplit!. Sampai di rumah biasanya aku langsung ketiduran karena capek.  Tapi, aku jadi tahu ciri cabe yang baik, tempat yang murah, ciri-ciri kerupuk ubi yang garing.. wahh banyaklah!!

Nah, tadi kami sedang berada di Toko Uda Roni, itu nama tokonya loh!, yang menjual bumbu masak. Aku melihat kearah penjual ikan. Di sana ada seorang lelaki muda dengan plastik hitam besar di tangan dan wanita lebih dari paruh baya, si ibu lelaki muda itu. Aku melihat, mereka saling tawar menawar dan menunjuk-nunjuk ikan. Hari ini mendung, lepas hujan lebat malam tadi, cuaca tidak terik seperti biasa. Aku terperangah pada orang-orang yang kulihat. Dia mau menemani maknya ke pasar ikan yang bau, dia membawa kantong hitam yang sama sekali tidak lebih keren dari tas p*lo,  dia tidak malu berjalan di belakang  maknya bahkan menggandeng tangan maknya.  Loca.. ya jalan  loca..  jalan becek, tapi dia tak sungkan.  Pemandangan yang sangat baik untuk di tiru.

Selepas dari Toko Uda Roni kami mampir ke Toko Baju Batik, Batik Kencana Ungu ada pilihan pakaian sehari-hari ibu. Di toko itu kami juga berjumpa dengan mak dan anak lelakinya. Santai  Mak memilih baju, sang anak yang membawa belajaan. Sayangnya, ketika mereka akan meninggalkan toko, barang bawaan sang anak terjatuh.. isinya telur ayam, pecah semua!. Melihat insiden itu ibuku berkomentar “ Anak bujang disuruh bawa belanjaan, manalah dia tahu!”.  Benar kata ibuku, maknya salah! Untuk belanjaan dapur seharusnya mak itu saja yang pegang . Karena anak lelaki umumnya tidak terlalu sensitif untuk memikirkan apakah telur akan pecah, atau minyak akan tumpah, atau penyet, terhimpit, dan sejenisnya.  Alamiah begitu.. ^_^, Hukum alam kata orang.

Dari dua pemandangan itu, imajinasiku melesat pada cerita lampau, Alqamah. Dia yang dikenal taat tapi mengalami kesulitan saat sakaratul maut. Tak dinyana, sang ibu merasa tersakiti karena sejak Alqamah menikah. Alqamah lebih memilih istrinya, memberikan yang terbaik untuk istri, mendahulukan istri. Luka hati ibunda alqamah menyebabkan  sulitnya alqamah saat sakaratul maut, bahkan  alqamah diperintahkan untuk di bakar saja.  Setelah ibunda memaafkan kesalahan Alqamah, barulah ia dapat menghembuskan nafas terakhir. 

Hmm...Jika kita perhatikan!. Perilaku Alqamah sering muncul pada banyak laki-laki masa kini. Di televisi, di media sosial, di depan mata kita sekalipun,  banyak yang berlebihan memuji pasangan, secara ekstrim berbuat begini-begitu, tapi itu tidak sebanding dengan cara mereka memperlakukan ibu mereka...

Syurga... Ya!.. Syurga perempuan terletak pada suaminya, syurga suami terletak pada ibunya..

"Ratumu adalah ibu dan tidak akan pernah ada di atas itu.."

Belajar kita, semoga!.. supaya tidak melakukan sesuatu yang terbalik. Belajar kita, semoga!.. Dari cerita-cerita lampau...




Senin, 22 Desember 2014

Aku dan fikiranku
memang sedang tidak serius.
benar, tak mudah mengarahkan diri
pada keseriusan..

Serius... aku mencarinya.
pada setiap lebar kertas
pada setiap episode film
pada setiap dialog orang-orang hebat

Apa yang akan dihasilkan
dari ketidakseriusan kita?
usia kita mulai mendewasa
tapi, serius!!!
kita selalu tidak serius

Senin, 08 Desember 2014


Kita mulai hidup baru!, kataku pada diriku sendiri.
Baaaaaa.... dunia yang baru datang. Tentu saja, aku bukan balita yang ketika dikejutkan dengan "Baaaa..." langsung tertawa terpingkal-pingkal.

Dunia nyata itu memang tak seperti yang pernah kita idamkan. Banyak trik manusia untuk bertahan dalam kesalahan, mengampangkan aturan, menyepelekan ketetapan, terlalu banyak meminta, tapi egois enggan memberi. Dunia nyata itu, terlalu anggun untuk dikatakan cantik. Dunia nyata itu menor.. ya, menor, bukan cantik!. Karena itu agaknya, aku lebih suka mencari dunia lain..  ^_^
Tak terlalu ekstrim jika akhirnya aku mengatakan, " Dunia tidak akan memberimu bahagia. Dunia hanya memberikan kesempatan untukmu berjuang." Jadi, carilah cara agar kita bahagia.

Well, dari semua hal yang tidak menarik dari ini dunia,
kita tetap menemukan value, sebuah nilai yang sangat mengagumkan dari manusia dunia. Setiap kita pasti di lengkapi dengan value itu, tapi tak semua yang mau meng-up gradenya.. setidaknya show up dengan kebaikan yang ada pada dirinya. Sungkan barangkali.


Aku sedang mencari cara, bagaimana menarik diri dari magnet rayuan dunia.. ^_^
Duit.... akh!!.. raja dunia benar kau ini!
karena ulah kau, orang jadi suka bohong.. habis bohong.. yaa... mereka bohong lagi yang lebih besar..
Bohong dengan banyak alasan!. Alasan saling membantu.. saling menguntungkan.. kita sama-sama senang, kita sama-sama aman.
Bukan, bukan aku tak suka kau duit.
Pastilah semua manusia suka
tapi, 
aku ada insan yang pernah bersumpah 
bersumpah bahwa kelak bekerja harus begini begitu, mengutamakan ini mengutamakan itu..

Baaaa..
Ini adalah dunia nyata yang membuat kau terperanjat.
Kau kecil, bagaimana mungkin mengalahkan monster raksasa?
mungkin kau kalahkan mereka dengan senyum..
atau barangkali dengan cinta..



Rabu, 03 Desember 2014

ini adalah perjalanan jiwa
entah kelam atau terang
meminta yang lebih baik
dari hari lalu
itu penting

lewati saja.. sambil mencari yang kau inginkan, katanya
di jalan yang kau lalui nanti.. akan banyak gurau dan nestapa
kadang kau berseru tak suka
namun, kadang juga tertawa ceria dan kau senang!



ini baru pukul 3 pagi
masih menunggu matahari terbit
mintalah apa yang kau inginkan
semoga jauh yang tak kau inginkan



About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

TAMU