“ Uni, habede yow...” suaranya di ujung sana
“ Ki, nyanyikan untuk uni
lagu ollobahollo sambele kollo....!”
pintaku pada bantal guling
“ ndak akh!.... apo
uni ko...” tolaknya mentah-mentah
“ atau janji palsu....
atauuuu goluik-goluik sangkak....” akupun
tak menyerah.
“ Ndak akh.... malas....!.” Tertolak lagi...
“ maso ndak galak
galo... munaroh ajo munaroh...!”
Di ujung sana terkekeh-kekeh...
Munaarooohhh, bang
ocit dataaaang....
Tapi bantal gulingku tetap tak mau menyanyi... Tampaknya
perlu di bujuk dengan baju baru...
“Iki, tetaplah di sana... siapa di rumah kalau iki tidak ada...”
bujukku beberapa bulan yang lalu pada bantal guling.
“Kenapa memang?...” tanyanya.
“Uni belum mau pulang.....” kataku.
Akhirnya bantal gulingku menurut dengan berbagai iming-iming...
Kita memiliki misi “Semut Putih” untuk kebahagiaan segenap
penjuru negeri cicha.. Kita mesti menyelamatkan negeri dari kejahatan “Tuan
Bingar” yang acap menciderai kekhusyukan negeri.
Kita sedang berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan Permata
oniks... karena dengan permata itu, kita punya kunci menuju pulau terujung di
dunia.
Kitalah penyelamat dan tidak bisa diganti dengan yang
lain...
***
“Ona... selamat ulang tahun..” suara bass khas
bapak-bapak...
“Ayah... minta kado!.
Ayah, belikan sate...”
“ hahaha.. hati-hati disitu yo..!”
***
“ Nahhhh, selamat
ulang tahun...” suara perempuan yang sangat aku kenal.
“Ibuk belum sekarang... besok..!! jangan cepat-cepat! Na
masih 24 lahhh... ” . protesku karena ibu menelpon malam sebelumnya
“ Besok ona lahir malam, jam 11... “
***
Seharian berjalan bersama oni keliling kota padang... Pertama-tama, menggunakan Transpadang kami menuju kantor imigrasi
untuk membuat passport, eh ujuk-ujuk telat, batas waktu memberi berkas hanya
sampai jam 12. Akhirnya oni dengan muka khasnya membujuk petugas. Entah
malaikat apa yang bersemayam di hati bapak itu.. dari semua yang di tolak,
hanya kami yang diperbolehkan mengurus hari itu juga jam 2 setelah makan
siang... “ Oni memang best lah!
Dari kantor imigrasi, kami bergerak ke Plaza Andalas dengan satu tujuan mulia... Membelikan alat pelicin
kuku untuk Bunda Korea yang berdomisili di Sijunjung.
“ Lagi dimana kalian?..” telepon bunda saat kami sedang
makan.
“ Di PA...”
“ Ngapain?..”
“ Cari kukukuku bunda itu...
” jawabku
“ hahahah... itu kan bagusss...”
“ Ya lah,, daripada tak dapat baju baru...”
Di cari-cari keliling PA ternyata tak ada.. kami melaju ke
Basko... Eureka!!... Dapatlah!!... Sudah jam 5 sore.. Kita berjalan pulang.
I still believe that blood more thicker than water