Selepas pengajian aku pulang satu angkot bersama seorang teman.
" Bagaimana kabar adik-adikmu?." tanyaku antusias..
" Baik, seperti biasa. Adik-adikmu bagaimana?." tanyanya balik.
" Baik juga, seperti biasa...." jawabku senyum..
Di rumah sekarang aku sudah menjadi kakak yang paling besar, begitu juga dengannya...
" Benar ya.. kemana-mana kita membawa kotoran, menyandang aib. Seharusnya kita sadar diri betapa hina dinanya kita, Aku takut tidak mampu menjadi kakak yang baik, terlalu banyak hal yang tidak patut di tiru." Ucapku mengalir.
" Iya. aku juga, rasanya kadang tidak sanggup. Tidak tahu cara menasihati, kadang malah jadi contoh yang tidak baik." Ujarnya kemudian.
" Mereka yang telah hidup satu rumah dengan kita, siapa tahu banyak yang kecewa setelah melihat keburukan-keburukan yang ada pada kita." Aku melanjutkan.
" Itulah yona, beda kita dengan Rasulullah..."
Aku terdiam.
" Itulah bedanya kita dengan Rasul, Semakin dekat orang dengan kita, akan semakin tampak aib-aib kita dan semakin besar rasa kecewa terhadap kita, Tapi berbeda dengan Rasulullah, Semakin dekat orang dengan rasul, semakin terpesona dengan akhlaknya yang mulia, bertambah dalam rasa cinta padanya. Selalu rindu berdekatan dengannya"
Iya temanku.. kau betul!
itulah bedanya....
Semakin dekat, semakin kecewa, semakin tampak keburukan....
karena Akhlak ini belum baik sempurna
masih menyandang cacat...
Terimakasih untukmu
telah mengingatkanku
Membuat kembali menimbang diri...
Bahwa setiap saat,
mesti ada yang diperbaiki...
" Bagaimana kabar adik-adikmu?." tanyaku antusias..
" Baik, seperti biasa. Adik-adikmu bagaimana?." tanyanya balik.
" Baik juga, seperti biasa...." jawabku senyum..
Di rumah sekarang aku sudah menjadi kakak yang paling besar, begitu juga dengannya...
" Benar ya.. kemana-mana kita membawa kotoran, menyandang aib. Seharusnya kita sadar diri betapa hina dinanya kita, Aku takut tidak mampu menjadi kakak yang baik, terlalu banyak hal yang tidak patut di tiru." Ucapku mengalir.
" Iya. aku juga, rasanya kadang tidak sanggup. Tidak tahu cara menasihati, kadang malah jadi contoh yang tidak baik." Ujarnya kemudian.
" Mereka yang telah hidup satu rumah dengan kita, siapa tahu banyak yang kecewa setelah melihat keburukan-keburukan yang ada pada kita." Aku melanjutkan.
" Itulah yona, beda kita dengan Rasulullah..."
Aku terdiam.
" Itulah bedanya kita dengan Rasul, Semakin dekat orang dengan kita, akan semakin tampak aib-aib kita dan semakin besar rasa kecewa terhadap kita, Tapi berbeda dengan Rasulullah, Semakin dekat orang dengan rasul, semakin terpesona dengan akhlaknya yang mulia, bertambah dalam rasa cinta padanya. Selalu rindu berdekatan dengannya"
Iya temanku.. kau betul!
itulah bedanya....
Semakin dekat, semakin kecewa, semakin tampak keburukan....
karena Akhlak ini belum baik sempurna
masih menyandang cacat...
Terimakasih untukmu
telah mengingatkanku
Membuat kembali menimbang diri...
Bahwa setiap saat,
mesti ada yang diperbaiki...
Hari Dahsyat
Ku temukan sesuatu yang hilang
_Angkot Lurus_
0 comments:
Posting Komentar