Baiklah kuceritakan padamu
Tentang apa yang kubaca hari ini
Sebenarnya hatiku sering sekali
bingung. Atas ketetapan hati yang acap naik setingkat, lantas turun dua tingkat…
Satu masa semangat menggebu, tapi lemah tak berdaya di dua masa berikutnya…
Terkadang juga bertanya pada diri
sendiri… sebesar apa pekerjaan yang tuntas hari ini. Adakah pekerjaan lain yang
akan menanti di hadapan, seberapa besarkah ia?...
Aku benar-benar ingin berkaca. Pada
mereka yang berjuang tidak setengah-setengah, pada usaha mereka yang tidak
seadanya, pada keazaman mereka yang pasti… Meski akhirnya mereka mati, namun langkahnya
menembus langit… Penduduk langit
mencatat dalam sejarahnya sendiri… Si Fulan di berkahi Allah, lantas penduduk
langitpun turut memberkahinya.
#1
Ketika perang uhud, serangan
terkonsentrasi pada Rasulullah SAW, Abu Thalhah melindungi beliau menggunakan
tameng. Semua mengetahui, Abu Thalhah seorang pemanah ulung. Rasulullah
mengawasi dengan seksama dan melihat ke arah musuh, ketika itu Abu Thalhah
berkata,” Demi Ayah dan Ibuku, engkau (Rasulullah) tidak perlu mengawasi
seperti itu karena takut terkena anak panah mereka. Leherku akan melindungi
leher engkau.”
#2
Pada saat Rasulullah Hijrah
bersama Abu Bakar, keluar dari kejaran kaum Quraisy. Mereka (Rasulullah dan Abu Bakar) bersembunyi di gua
Tsaur. Ketika sampai di mulut gua. Abu Bakar berkata,”Demi Allah, janganlah
engkau masuk ke dalamnya sebelum aku
masuk terlebih dahulu. Jika didalam ada sesuatu yang tidak beres,
biarlah aku yang terkena, asal TIDAK mengenai Engkau.”
Setelah mengambil tempat di dalam
gua, Rasulullah merebahkan kepala di pangkuan Abu Bakar dan tertidur. Tiba-tiba
ada binatang yang menyengat abu bakar. Abu bakar tetap bertahan untuk tidak
bergerak karena takut mengganggu tidur Rasulullah. Saat menahan rasa sakit itu,
air mata Abu Bakar menetes di wajah Rasulullah. “ ada apa wahai Abu bakar?.” Tanya
Rasulullah. “ Demi ayah dan ibuku menjadi jaminanmu, aku digigit binatang.”
Rasulullah SAW meludahi bagian
yang digigit sehingga hilang rasa sakitnya.
#3
Jabir menuturkan “ Rasulullah
mengutus kami tiga ratus pengendara dibawah pimpinan Abu Ubaidah Al Jarrah untuk mengintai kafilah
dagang Quraisy. Karena kami kehabisan bekal dan kelaparan, maka kami memakan
dedaunan. Karena itu pasukan kami disebut dengan Al Khabthu (daun as salam). Lalu
kami menyembelih tiga ekor hewan tunggangan kami. Setelah habis, menyembelih tiga
ekor lagi, begitu seterusnya hingga Abu Ubaidah menghentikannya. Di pinggir
pantai kami mendapatkan ikan sejenis ikan paus, kami dapat memakannya selama
setengah bulan hingga kami kenyang dan kondisi fisik menjadi fit kembali. Abu
ubaidah membawa tulang ikan itu dan menaikannya diatas onta paling tinggi dan
menyuruh seseorang diantara kami yang paling tinggi perawakannya untuk berjalan
disamping onta. Dengan begitu kami menjadikan sisa-sisa dagingnya sebagai bekal
perjalanan kami. Setiba di Madinah kami
menceritakan semua kejadian ini kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda,”
Itu adalan rezeki yang diberikan Allah kepada kalian. Apakah masih ada sisa
daging yang bisa kalian berikan kepada kami?.” Maka kami menyerahkannya kepada
beliau. (peristiwa ini terjadi sebelum perjanjian hudaibiyah)
#
Aku benar-benar ingin berkaca. Pada
mereka yang berjuang tidak setengah-setengah, pada usaha mereka yang tidak
seadanya, pada keazaman mereka yang pasti… Meski akhirnya mereka mati, namun langkahnya
menembus langit… Penduduk langit
mencatat dalam sejarahnya sendiri… Si Fulan di berkahi Allah, lantas penduduk
langitpun turut memberkahinya.
Wallahu’alam bissawab
(YHP/231212)
Sumber: Siroh Nabawiyah
0 comments:
Posting Komentar