Pada diri sendiri, kuhentakkan kata
Jangan kau salahkan orang lain, atas maksiat-maksiat yang
kau lakukan
Karena kerapuhan itu memang berasal dari hatimu
Jangan salahkan orang lain, atas letih yang di rasa
Karena tidak ada yang memaksamu untuk mengerjakannya
Jangan salahkan orang lain, atas kepenatan batinmu
Karena tidak ada seorang pun yang paksa kau memikul beban
Jangan salahkan orang lain, atas kepiluan yang kau rasa
sendiri
Karena tidak ada yang memaksamu untuk memikirkan itu
Pada diri sendiri, ku hentakkan kata
jangan kau salahkan
orang lain, tika hartamu habis terkuras di jalan ini
Tak ingatkah kau?
Tika Umar di tanya, berapa investasi harta yang di berikannya
untuk jalan ini
“ Setengah dari Hartaku Ya.. Rasulullah” tegasnya mantap
Atau lebih menggetarkan lagi
Abu Bakr as siddiq
“ seluruhnya Ya Rasulullah...”
“ lantas apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?.” Tanya
Rasulullah
“ Allah dan Rasulnya cukup untuk mereka..”
Jawaban yang menendang jiwa-jiwa pelit
Maka jiwaku ikutlah pula tertendang
Atas kepelitan bersedekah
Padahal sedekah itulah yang kembali padaku
Sedang apa-apa yang kumakan habis jadi kotoran
Malulah benar pada mereka
Yang mengawali jalan ini dengan bersungguh-sungguh
Sedang kami mengakhirinya dengan kepura-puraan
Malulah benar pada mereka
Yang mengawali jalan ini dengan kepahitan dan kepiluan
Sedang kami mengakhirinya dalam terlena pada dunia
Malulah benar pada mereka
Yang mengawali jalan ini, dengan sembunyi-sembunyi mengatur
strategi
Sedang kami mengakhirinya, merusak terang-terangan
Malulah benar pada mereka
Apa kau tidak malu?
Jika aku
Ia.....
0 comments:
Posting Komentar