Boleh tidak menulis gaje?
Bolehlah!
Penulis itu bebas nulis apa saja
Baik yang jelas maupun tidak jelas...
Asal sesuai dengan protocol adap-adap kesopanan... ^_^
Jika ada nenek-nenek lewat...
Aku akan berjalan selambat mungkin
Membersamai langkah nenek itu
Dan mataku akan menatapnya pasti
Seraya membayangkan.. “ Wajah nenek ini pas muda gimana
ya??.”
Trus aku akan membayangkan ..... “aku kalau tua nanti kayak
nenek ini gak ya..?”
***
Jika ada kakek-kakek lewat
Aku akan berjalan selambat mungkin
Membersamai langkah kakek itu
Aku akan berfikir...
“ Dulu waktu muda, kerja kakek ini apa yah? Merokok gak ya?
Preman gak ya?..”
trus kalau ada anak muda lewat...
dalam hati berkata, “ anak muda ini sadar ndak ya, kalau tua
nanti dia bakal kayak kakek ini... jalan susah, mata rabun, gigi ompong, kulit
keriput..”
***
Gaje.. gaje... gaje...
Kayak ndak ada kerja lain..^_^
Kenapa aku sering berfikir seperti itu?
Sebenarnya....
Untuk menimbang-nimbang...
Untuk menginsyafi diri
Bahwasanya kita ini, sodara-sodara
TIDAK BERDAYA
TIDAK BERDAYA
TIDAK BERDAYA
BAHKAN hanya sekedar untuk melindungi diri dari kekeriputan!
Bahkan sekedar untuk mempertahankan gigi agar tidak copot!
Sejauh itulah KETIDAKBERDAYAAN kita
Jadi ...
Agar aku senatiasa sadar
Percuma saja SOMBONG
Percuma saja Berjalan Angkuh...
Siapa yang merasa cantik atau ganteng.???
*aku..aku....aku..aku...*semua tunjuk tangan.
Nah... kemudian...
Kecantikan dan ketampanan itu jadi sirna
Tidak abadi
Lantas kenapa banyak yang mengagumi wajah?
Bukan pada akhlak yang mempesona?
Jadi ingat BILAL...
Siapa merasa kuat lagi perkasa???
*aku..aku..aku....
Nah kemudian..
Tenaga itu akan hilang
Berganti kelemahan bahkan sekedar untuk berpidah tempat..
Lantas kenapa banyak yang merasa jagoan?
Merasa lebih berhak mengatur orang lain...
Berlaku sewenang-wenang
pada si lemah
Jadi ingat Umar ibn KHattab
Iblis saja terbirit-birit, tapi umar masih sering menangis
terisak menghukum diri..
Yah...!!!
Memang gaje
Tapi biarlah..
Karena mungkin dengan begitu pula aku beroleh inspirasi...*ciee
Karena itu juga mungkin
Aku tidak suka membaca ketika di perjalanan
Aku lebih suka melihat-lihat fenomena
Biar mataku bicara pada akalku
“ aku sudah kasih lihat sama kamu kebesaran Tuhan, apa kamu
tetap tidak mau berfikir hai akal?.”
0 comments:
Posting Komentar