Ia adalah perhiasan, Seperti inikah?
Ia adalah tonggak
Ia adalah tiang negara... Berat nian ia menanggung beban.
Ia adalah pengasuh, ia adalah pengajar, ia juga pelayan.
Ia adalah pendorong, ia yang menyuarakan yel-yel, ia bekerja di belakang layar...
Ia di tuntut untuk melunakkan suara, sedang mereka tahu betapa
gemar ia tertawa lebar.
Ia di tuntut untuk tidak terlalu perasa, sedang mereka tahu
bahwa sifat alamiahnya “kurang akal”
Ia di tuntut untuk tidak gampang menangis, sedang mereka
tahu bahwa dialah yang merasakan sakit terberat di muka bumi, melahirkan anak
manusia.
Ia di tuntut untuk patuh penurut, sedang mereka tahu bahwa
ia paling mudah tergoda oleh kelap-kelip dunia, ia menyukai permata, emas, dan
pernak-pernik. Ia hobi mengoleksi baju, sepatu, dan tas baru.
Ia di tuntut untuk sabar, sedang was-was adalah perangai
aslinya.
Sehingga menjadi ia, seperti yang mereka inginkan itu,
sangatlah tidak mudah!.
Sabar itu ada akibat terlatih, di uji lagi, terus, dan
sering
Maka, betapa menawan kisah wanita itu.
Mansa, Istri Nabi Ayub (a.s). Belajarlah kami kesabaran
darinya. Sakit yang dialami Nabi Ayub, bukan kepalang lama durasinya. Penyakit
bisul yang mendera dalam hitungan seratus tahun!. Hewan gembalaan yang
habis, harta habis, menjadi sangat miskin. Mansa, akhirnya menjadi pelayan di rumah
orang, padahal sebelumnya ia adalah seorang istri dari suami yang terpandang.
Tiada ia jijik dengan penyakit suaminya, tiada pula ia berniat meninggalkan
suaminya karena miskin.
Wanita yang merawat tentulah sangat baik
Zainab binti jahsy. Belajarlah kami kedermawanan darinya. “
Si tangan panjang” ini, karena perintah Allah dan Rasulullah, Ia menikah dengan
Zaid bin Haritsah. Karena Allah dan RasulNya pula, mereka akhirnya bercerai. Bercerai
adalah jalan hidup yang sulit, sangat tidak gampang. Akhirnya, Allah menikahkan Zainab dengan
Rasulullah Muhammad SAW sebagai asbabun nuzul (sebab musabab) diperbolehkannya menikahi janda dari anak angkat.
Wanita yang dermawan memanglah hebat
Maryam, Ibunda Isa (a.s). Orang menfitnah, mencaci maki, mengolok-olok.
Bagaimana tidak merasa iba hati wanita
sesuci ibunda Maryam. Susah payah menjaga kehormatan, kesucian, taat dan patuh
pada perintah Tuhan. Tapi, ujian tetaplah ujian. Tertatih bercampur sedih saat
mengandung. Payah dan sakit yang dirasakan sendiri saat melahirkan. Ia adalah salah
satu wanita terbaik milik bumi. Namanya terukir indah dalam surah Maryam di Al
Qur’an.
Wanita yang menjaga diri, istimewa memang.
Ya...
menjadi ia, seperti yang mereka inginkan itu, sangatlah
tidak mudah!.
Sabar itu ada akibat terlatih, di uji lagi, terus, dan
sering!
Akan ada yang kuat, akan ada yang menyerah...
Tapi, semoga kami diberikan kesempatan untuk terus belajar dan tidak berputus asa terhadap Rahmat Tuhan.
0 comments:
Posting Komentar