Ramadhan Ke 13
Saat kita buka mata di pagi hari, kita melihat benda yang biasa ada, kita memandang orang yang
biasa kita temui, kita menemukan keadaan yang biasa, yang hampir sama dari hari
ke hari, sehingga....
Sehingga kita menganggap dia atau benda itu sepele.
Kemudian aku menilai diri sendiri, ketika aku akan pindah ke kota lain.. aku
katakan pada dinding kamar, “kau tidak akan melihat wajahku menghadap padamu
lagi malam besok juga malam-malam setelahnya.” Apa-apaan ini?.. itu hanya
dinding!. Lalu aku menerawangi langit-langit dan... “langitku akan berbeda lagi
nanti.”
Setiap orang yang datang akan pergi. Tapi, apa yang membuat
orang yang pergi itu istimewa?.
Pernah suatu ketika, di perjalanan mendaki bukit, rasanya
letih dan membosankan sekali. Aku diam saja, hanya berjalan paling belakangan
dan sangat lambat. Seseorang petani mengambil ranting yang lumayan kuat. “Pegang
ujung kayu ini!.” Katanya.
Aku berfikir lama, untuk apa aku pegang kayu itu, tapi aku
menurut saja. Aku baru sadar apa yang petani itu lakukan. Ia menarik ujung kayu
bagiannya, dengannya aku bisa berjalan
tanpa tenaga untuk mendaki bukit terjal itu hingga tujuan. “Apa tidak capek?..”
tanyaku. “Bahkan aku bisa mendaki bukit ini sambil berlari tanpa merasa letih. Aku
sudah biasa!.” Jawabnya.
Petani itu pernah mengatakan, “aku ini orang bodoh yang tidak
bersekolah..” sangat merendah. Dia sebenarnya bersekolah, tapi hanya sampai SMP
kelas 1. Tentu aku tak akan kehilangan
kata, “aku ini orang bersekolah yang masih juga bodoh.” sayangnya cuma berani bicara dalam hati.
Dari semua pengalaman bertemu orang, aku jarang menemukan “jiwa
petani” ini pada (kami-kami) yang (konon) mengenyam pendidikan. Jarang bukan tidak ada, tapi langka. Jiwa yang
memiliki insting tinggi dan penuh penghargaan. Sensitif dan inisitif terhadap lingkungan, Yaa...
aku dapatkan dari petani itu, bukan dari kehidupan sekolahan yang membuat kita
bergelar panjang. Mengapa seperti itu?..
Wanita sepele pada alis matanya, lalu alis mata itu mereka
cukur dan mereka ganti dengan guratan pensil.. Hahahaa...
Di sebuah bandara internasional tidak ada yang menyapa hangat
tukang bersih toilet, padahal tanpa mereka pengunjung bandara akan tutup hidung dan mulut
mereka bersumpah serapah.
Ahh... sudahlah..
Jika ia ada di depan matamu kau sibuk mengacuhkan..
Jika ia pergi menghilang, kau sibuk mencari, kemana..? kemana
ia..? aku merindukannya!.
Kadang aku ingin menjadi petani saja.. petani tak pernah
menyepelekan cacing, karena cacing adalah hidup mereka.
Setiap orang yang datang akan pergi. Tapi, apa yang
membuat orang yang pergi itu istimewa?.
jika ia pergi, lalu meninggalkan sesuatu yang sangat
ingin kita tiru...
menurutku, ia sudah menjadi orang yang istimewa..
0 comments:
Posting Komentar