Catatan hati,
Malam-malam kelam……
Gadis manis temanku itu sedang terluka. Ujian keras menghantam ujung hatinya.
Kecelakaan…. Ya kecelakaan yang tak pernah disangka. Sekujur tubuhmu luka, perih menyeka jiwa. Kawan…., Mungkin sakitmu kini akan dibalas sesungai madu di syurga, mungkin perihmu kini akan dihadiahi sebangun istana megah di syurga, atau mungkin tangismu kini akan diganti dengan sekuncup bahagia bersamaNya. Disyurga…
Kawan, teringat di benakku tika kita berjalan bersama di senja jingga, pulang dengan lelah merasuk jiwa, Dalam tawa renyah mesra.
Terkenangku pagi-pagi yang penuh kelalaian, langkah-langkah setengah berlari menyambar kelas. Anggukan-anggukan kantuk mendengar “dongeng” dosen yang sebenarnya sungguh berharga. Menjelma di dinding kamar sebongkah cita dalam asa. Tergores dilubuk hati bahwa suatu saat kelak kita akan jadi seperti ini…..
La yukallifullah hunafsan ila wus’aha, Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Gadis manis temanku itu senang tertawa, tawanya menyebar ke segala rongga. Seyumnya sembunyi dibalik rimbun ketenangan, mekar wajahnya merona membelah purnama. Aura wanita yang tak lekang aral cobaan, karena kau kuat, bahkan melebihi mesiu perang peradaban.
Kalau kau tanya aku tentang kekuatanku, kukatakan padamu aku belum apa-apa. Kalau kau tanya kesanggupanku, kukatakan padamu lemahku yang dhaif sebagai manusia.
Kau sedang diuji jadi juara kawan. Gelar yang langsung dari Rabbmu. Peringkat tertinggi atas baktimu padaNya.
Giliranmu memapah titian hikmah, manafakuri ciptaan yang sempurna atas raga. Menyemai benih ilmu yang menggetarkan raga. Menyulut obor semangat atas segala kelebihan yang ada. Memompa adrenalin pengorbanan atas kemanusiaan kita. Menyambung benang kemaslahatan keluarga dan umat. Karena kau ada disini, di dunia ini bukan hanya untuk dirimu sendiri!
Cukuplah Allah untuk hatimu dan hatiku. Genangkan ia dengan ketawadu’an seorang hamba.
“ Sekeping hati dibawa berlari jauh melalui jalanan sepi, jalan kebenaran indah terbentang di depan matamu para pejuang…….tapi Jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi, ada ujian yang datang melanda ada perangkap menunggu mangsa….. mengharap senang dalam berjuang bagai merindu rembulan di tengah siang cahya
nya tak seindah sentuhan mata, pangkalnya jauh ujungnya belum tiba……” (song by saujana)
Semangat kawan, kau tetap istimewa dengan apa yang ada. Kuyakin bidadari syurga kan cemburu padamu, karena kau perhiasan dunia yang sempurna……(for my special ukhtyi…, sungguh Allah telah menganugerahiku seorang kawan….yang sebenar kawan.!)
Malam-malam kelam……
Gadis manis temanku itu sedang terluka. Ujian keras menghantam ujung hatinya.
Kecelakaan…. Ya kecelakaan yang tak pernah disangka. Sekujur tubuhmu luka, perih menyeka jiwa. Kawan…., Mungkin sakitmu kini akan dibalas sesungai madu di syurga, mungkin perihmu kini akan dihadiahi sebangun istana megah di syurga, atau mungkin tangismu kini akan diganti dengan sekuncup bahagia bersamaNya. Disyurga…
Kawan, teringat di benakku tika kita berjalan bersama di senja jingga, pulang dengan lelah merasuk jiwa, Dalam tawa renyah mesra.
Terkenangku pagi-pagi yang penuh kelalaian, langkah-langkah setengah berlari menyambar kelas. Anggukan-anggukan kantuk mendengar “dongeng” dosen yang sebenarnya sungguh berharga. Menjelma di dinding kamar sebongkah cita dalam asa. Tergores dilubuk hati bahwa suatu saat kelak kita akan jadi seperti ini…..
La yukallifullah hunafsan ila wus’aha, Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Gadis manis temanku itu senang tertawa, tawanya menyebar ke segala rongga. Seyumnya sembunyi dibalik rimbun ketenangan, mekar wajahnya merona membelah purnama. Aura wanita yang tak lekang aral cobaan, karena kau kuat, bahkan melebihi mesiu perang peradaban.
Kalau kau tanya aku tentang kekuatanku, kukatakan padamu aku belum apa-apa. Kalau kau tanya kesanggupanku, kukatakan padamu lemahku yang dhaif sebagai manusia.
Kau sedang diuji jadi juara kawan. Gelar yang langsung dari Rabbmu. Peringkat tertinggi atas baktimu padaNya.
Giliranmu memapah titian hikmah, manafakuri ciptaan yang sempurna atas raga. Menyemai benih ilmu yang menggetarkan raga. Menyulut obor semangat atas segala kelebihan yang ada. Memompa adrenalin pengorbanan atas kemanusiaan kita. Menyambung benang kemaslahatan keluarga dan umat. Karena kau ada disini, di dunia ini bukan hanya untuk dirimu sendiri!
Cukuplah Allah untuk hatimu dan hatiku. Genangkan ia dengan ketawadu’an seorang hamba.
“ Sekeping hati dibawa berlari jauh melalui jalanan sepi, jalan kebenaran indah terbentang di depan matamu para pejuang…….tapi Jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi, ada ujian yang datang melanda ada perangkap menunggu mangsa….. mengharap senang dalam berjuang bagai merindu rembulan di tengah siang cahya
nya tak seindah sentuhan mata, pangkalnya jauh ujungnya belum tiba……” (song by saujana)
Semangat kawan, kau tetap istimewa dengan apa yang ada. Kuyakin bidadari syurga kan cemburu padamu, karena kau perhiasan dunia yang sempurna……(for my special ukhtyi…, sungguh Allah telah menganugerahiku seorang kawan….yang sebenar kawan.!)