Sabtu, 26 Februari 2011

Catatan hati,
Malam-malam kelam……
Gadis manis temanku itu sedang terluka. Ujian keras menghantam ujung hatinya.
Kecelakaan…. Ya kecelakaan yang tak pernah disangka. Sekujur tubuhmu luka, perih menyeka jiwa. Kawan…., Mungkin sakitmu kini akan dibalas sesungai madu di syurga, mungkin perihmu kini akan dihadiahi sebangun istana megah di syurga, atau mungkin tangismu kini akan diganti dengan sekuncup bahagia bersamaNya. Disyurga…
Kawan, teringat di benakku tika kita berjalan bersama di senja jingga, pulang dengan lelah merasuk jiwa, Dalam tawa renyah mesra.
Terkenangku pagi-pagi yang penuh kelalaian, langkah-langkah setengah berlari menyambar kelas. Anggukan-anggukan kantuk mendengar “dongeng” dosen yang sebenarnya sungguh berharga. Menjelma di dinding kamar sebongkah cita dalam asa. Tergores dilubuk hati bahwa suatu saat kelak kita akan jadi seperti ini…..
La yukallifullah hunafsan ila wus’aha, Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Gadis manis temanku itu senang tertawa, tawanya menyebar ke segala rongga. Seyumnya sembunyi dibalik rimbun ketenangan, mekar wajahnya merona membelah purnama. Aura wanita yang tak lekang aral cobaan, karena kau kuat, bahkan melebihi mesiu perang peradaban.
Kalau kau tanya aku tentang kekuatanku, kukatakan padamu aku belum apa-apa. Kalau kau tanya kesanggupanku, kukatakan padamu lemahku yang dhaif sebagai manusia.
Kau sedang diuji jadi juara kawan. Gelar yang langsung dari Rabbmu. Peringkat tertinggi atas baktimu padaNya.
Giliranmu memapah titian hikmah, manafakuri ciptaan yang sempurna atas raga. Menyemai benih ilmu yang menggetarkan raga. Menyulut obor semangat atas segala kelebihan yang ada. Memompa adrenalin pengorbanan atas kemanusiaan kita. Menyambung benang kemaslahatan keluarga dan umat. Karena kau ada disini, di dunia ini bukan hanya untuk dirimu sendiri!
Cukuplah Allah untuk hatimu dan hatiku. Genangkan ia dengan ketawadu’an seorang hamba.
“ Sekeping hati dibawa berlari jauh melalui jalanan sepi, jalan kebenaran indah terbentang di depan matamu para pejuang…….tapi Jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi, ada ujian yang datang melanda ada perangkap menunggu mangsa….. mengharap senang dalam berjuang bagai merindu rembulan di tengah siang cahya
nya tak seindah sentuhan mata, pangkalnya jauh ujungnya belum tiba……” (song by saujana)
Semangat kawan, kau tetap istimewa dengan apa yang ada. Kuyakin bidadari syurga kan cemburu padamu, karena kau perhiasan dunia yang sempurna……(for my special ukhtyi…, sungguh Allah telah menganugerahiku seorang kawan….yang sebenar kawan.!)

Kamis, 24 Februari 2011

Salam cinta buatmu ibu
Terima kasih senantiasa buatku senang
Dari dulu sekali….
Kau sering bercerita tentang anak soleh
Kau bilang, “ Anak soleh selalu berdoa buat kedua ibu bapaknya”
“ ayo ikuti ibu….. robbigfirli…. Wali… wali…. Daiya…. Warhamhuma….. kama…. Robbayani ….. saghiro….”
Mulut mungilku tertatih-tatih mengikuti ucapanmu….waktu itu

Salam cinta buatmu ibu
Terima kasih senantiasa buatku senang
Ibu teringat tidak, di awal ramadhan nan kering
Waktu itu badanku panas dingin
Tidurku menggigau tak jelas
Nafsu makanku menurun
Mukaku pucat…
Ibu gendong aku dipunggung
Pergi ke puskesmas dengan berjalan kaki
Awalnya aku menolak, tapi ibu memaksa
Ibu bilang ibu masih kuat menggendong tubuhku yang lebih tinggi dari ibu

Salam cinta buatmu ibu
Terima kasih senantiasa buatku senang
Aku dulu minta diizinkan untuk pergi jauh
Menimba ilmu dan kebanggaan
Agar mahsyur diakhir kelak
Ibu bilang, “disini saja Nak, dekat ibu!.”
Aku protes, “ aku kan ingin mandiri bu, aku ingin melihat negeri lain.”
Ada airmata tumpah, saat mengantarku di pekarangan rumah.

Salam cinta buatmu ibu
Terima kasih senantiasa buatku senang
Baju baru telah kuterima, uang bulanan juga
Akhir-akhir ini pengeluaran tak terkendali
“ Tengah bulan ini tambah kiriman lagi ya bu….!”
Kau selalu menyanggupi

Salam cinta buatmu ibu
Terima kasih senantiasa buatku senang
Matamu semakin redup
Garis kerut jelas terlihat
“ hidup ini melelahkan Nak.” Katamu
Ya bu… sungguh melelahkan….
Namun kegemilangan belum mau mampir padaku…

Salam cinta buatmu………….
Ibu
Terima kasih
Senantiasa
Buatku senang……………..


(Salam cinta buat ibu sedunia, terima kasih senantiasa buat kami senang)

Please, look at the picture!...
Mungkin kita adalah manusia kebanyakan. Ya… kebanyakan manusia berjalan begitu PD dengan segala pernak-pernik yang “nyangkut” di tubuhnya.
Kita mungkin manusia kebanyakan yang senantiasa ingin tampil sempurna, stylish, fasionable, trend, or whatever!!.
Ya… kawan, betapa malunya kita ketika berjalan di muka umum dan sadar bahwa baju yang kita kenakan tidak matching dari atas hingga ke bawah. Betapa mindernya kita saat baju yang kita kenakan ternyata berubah warna alias pudar.
Kawan pasti tahu siapa gerangan manusia di foto itu!. Ya…. Sang Presiden yang banyak dikecam dikalangan barat. Dicap fundamentalis, ekstrimis, bahkan dicurigai melindungi teroris. Negara yang dipimpinnyapun tak luput dari tudingan mengembangkan reaktor nuklir. Negara Paman Sam dan para dayang-dayangnya jadi ketar-ketir dengan kepemimpinan Sang Presiden.
Ahmadinejad, (kita abaikan dulu masalah syiah atau suni yang membelenggu selama ini!, karena urgensinya tidak terletak disana), banyak yang menghujat namun banyak pula yang mencintainya sepenuh jiwa.
Kehidupannya nan sederhana membingkai setiap mata untuk takjub, lihat saja pakaian yang ia kenakan, robek!!!, tapi senyumnya tetap menawan.
Pernah juga kulihat disalah satu situs internet, Sang Presiden yang satu ini tidur beralaskan sehelai tikar tanpa kasur dan paginya sarapan roti murah seperti yang dikonsumsi rakyatnya.
Jadi teringat Khalifah Umar bin Khattab saat menggendong sendiri sekarung gandum untuk diberikan pada rakyatnya yang kelaparan.
Atau Umar Bin Abdul Aziz yang suatu ketika bertanya pada penasihatnya,” adakah kau lihat yang belum sejahtera hidupnya hari ini?.” Lalu si penasihat menjawab,” tidak ada ya amir, kecuali engkau, aku, dan hewan tunggangan kita.”
so…….
Mengakulah saja kawan!!!, kita sungguh bukan apa-apa…
(220211, 2nd Floor, muthi’ah room)

Senin, 21 Februari 2011

Menurutku ada beberapa hal yang membuat orang minang bangga pada “keminangan”nya.
Pertama,
Orang minang sangat suka mengembara,,,,( merantau maksudnya!...). di usia yang relative muda sang ibu telah mengizinkan sang anak untuk pergi ke negeri seberang…. Dan hasil dari pengembaraan yang bertahun-tahun itu dapat kita lihat orang minang tersebar luas seantero nusantara bahkan jagat raya.

Kedua,
Tangan-tangan orang minang begitu cermat meracik dan memadukan rempah-rempah sehingga terciptalah suatu masakan dengan citarasa tinggi. Rendang padang yang sedap mantap, asam padeh, gulai ikan, sate padang, samba lado tokok, gulai jariang, karupuak jariang (heheheh!), yang kalo kita bertandang ke rumah makan padang, dijamin bakal bilang,” da…. Tambuah ciek!”

Ketiga,
Konon orang minang diberi gelar “cino sumatera”, artinya memiliki jiwa enterpreunership…. MANGGALEH ( ceille…) yang tinggi. Layaknya masyarakat cina yang begitu bangga dengan sistim perdagangannya, orang minang juga punya karakter sendiri dalam memajukan perdagangan. Ketika pergi ke pasar bersama ibu di kota Bengkulu, di setiap toko yang kami masuki ibu pasti menggunakan bahasa minang.
“ ko bara ciek…?.”
“ caliak nan itu….!”
Ya… begitulah. Orang minang lebih identik dengan sebutan orang pasar. Sejauh pengamatanku, polling perdagangan yang paling banyak digeluti orang minang adalah bisnis pakaian….
Ya…. kebutuhan sandang memang sangat penting demi kesinambungan hidup. Tapi di kesempatan ini aku ingin mengatakan pada para pebisnis pakaian… “ usahakan menjual pakaian yang sopan, rapi, dan tidak kurang bahan.” Kan kasian kalo pembeli, cewek khususnya, menggunakan pakaian yang sempit, kekecilan dan transparan. Bisa hancur peradaban…. !!!

Keempat,
Kreatif…!!!!
Aku sangat setuju dengan yang satu ini. Kalo kamu main ke kota padang, naiklah bis kotanya. Ada yang berasa di istana boneka, ada juga yang berasa di dalam diskotik (karena sound sistemnya besar kagak ketulungan, mungkin volume musiknya melebihi ambang batas pendengaran kita).
Satu lagi!, saking kreatifnya orang minang, lagu yang lagi hits di pasaran seminggu kemudian muncul dengan kemasan lain,versi minang!. Sampe-sampe tetangga yang berasal dari blitar berujar seloroh, “ nih, lagu baru ini dua hari lagi pasti ada dengan bahasa minangnya…..” aku tersenyum kecut…..
Tapi asli, karena darah yang mengalir di seluruh tubuh ini adalah darah minang yang bergolongan O, aku sangat suka mendengar musik tradisional minang, seperti pupuik sarunai dan saluang.
Oh…ya, suatu kali aku ternganga dengan pertunjukan musik orang minang. Instrumennya sederhana, bisa tebak?.... ya… talam!!! Tahu kan talam yang biasanya digunakan untuk menghidangkan air pas acara pernikahan atau selamatan. Bagi sebagian orang talam juga digunakan untuk makan bersama. Talam ini dipukul dengan ritme dan ketukan tertentu sehingga menghasilkan suara yang indah. Si pemukul talam juga saling berbalas syair… subhanallah, akhirnya aku tahu kalau itu namanya salawat dulang.

Oke… kita lanjutkan….!!!
Kelima,
Adat…. “ adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah”. Jangan pernah ngaku orang minang kalau nggak ngerti maksud kata diatas. Sepanjang pengamatanku, orang minang sangat seklet dengan adat istiadatnya. Nggak akan pernah bersanding anak daro jo marapulai kalau belum direstui oleh mamaknyo…( betul nggak sih!, hehehe, kalo salah bagi yang merasa orang minang tolong di koreksi!). mamak disini maksudnya bukan ibu, tapi paman.
Dari kaca mata bathinku (hehehe….), orang minang yang menganut keturunan matriakat (garis silsilah ibu) sangat mengedepankan tradisi yang telah dilakukan turun temurun. Contohnya ada tradisi mandi balimau untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan,tradisi membuat lemang pada bulan-bulan tertentu, tradisi lain yang belum banyak aku ketahui…. (heheheh, miskin ilmu nih!)
Keenam…
Surau,
Siapakah madrasah pertama itu? Ya…. dialah amak (ibu maksudnya), tapi disini kita tidak membahas ibu, kita akan membahas surau.( nah lho?)
Menurutku surau adalah asset negara yang tak ternilai harganya. Disamping tugu monas yang setinggi gajah itu (maksudnya?), surau juga sangat-sangat (pemborosan kata!) perlu dilestarikan.
Dahulu ketika nenek dan kakekku masih kecil, mereka belajar menulis menggunakan batu, tanpa seragam sekolah, tanpa penerangan yang cukup, tanpa kecanggihan teknologi, tanpa nenteng-nenteng HP (beda sekali sama sekarang??!). Saat itu institusi pendidikan sangat kurang. Teman-teman tahu dimana mereka menempah otak dan akhlak. Ya di surau….!. ditempat yang sering diklaim udik, hanya tempat nongkrong orang-orang tua, , tempat berkumpul orang-orang yang nggak melek ilmu pengetahuan.
Mungkin untuk kita yang tergolong generasi bau kencur. Pergi ke surau sudah mengalami reaksi subsitusi dengan pergi ke mall atau plaza. Liat aja di waktu azan maghrib!, lebih ramai orang mondar-mandir di plaza daripada bejamaah salat di masjid atau surau. Di dalam otak kita yang telah banyak tercemar ini, daya tarik untuk memakmurkan surau itu tidak ada. Ya… it’s not my style!!! Akulturasi budaya yang kacau balau membuat kita buta dan merasa minder dengan kekayaan budaya kita sendiri.
Jadi ingat lagu……
Salamaik pagi minang kabau
Pagi ko taraso galau
murai batu lupo bakicau
Takalok garin disurau
Oh… mati raso
baragam
Salah jo buruak cando
Saluak cabiak ndeh malang bundo anggan manjaik
Saroban putiah acok tingga dilamari
Minang kabau selamat pagi
Surau tuolah samakin sunyi
Minang kabau selamat pagi
Rumah gadang tirih-tirih
Minang kabau selamat siang
Bajamaah korupsi diminang
Minang kabau selamat siang
Mulai lapuak nan dulu tak lakang
Bundo sadiah………..
Bundo manangih……..
Hmmmm……. bundo manangih
(more than mid night…. Episode ini sekian dulu!!)

About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

TAMU