Rabu, 31 Desember 2014

Mulanya mencari ilmu sungguh-sungguh, lantas ilmu itu menjadi sekutu selain Tuhan
Menikah,  lantas di jadikanlah pasangan itu sekutu selain Tuhan
Lalu  punya anak, lantas anak itu menjadi sekutu selain Tuhan
Kemudian punya kehidupan baik dan harta yang banyak, lantas jadilah itu sekutu selain Tuhan

Dia telah katakan bahwa, pasangan yang kau cintai, anak yang kau sayang, harta yang banyak itu tak akan membawa manfaat bagimu di hadapan Tuhan.
Dia telah katakan bahwa, isteri-isterimu, anakmu yang banyak, dan harta benda yang kau takut kehilangan darinya adalah ujian untukmu.

Ujian yang lengkap kenikmatannya..
Memang tidak jelas seperti  para penyembah latta dan uzza.. 
Tapi menomorduakan yang Satu, bukankah itu penyekutuan?..

Langit di atas atapku meledak-ledak, pekak!
Tidak pernah ada ceritanya, masa yang akan datang lebih mudah dari masa lalu.. Mestilah lebih sulit..
Tapi, langit di atap rumahku tetap meledak-ledak..
Dan,  aku ingin suara itu diam.
Tak perlu bahagia terlalu..  jika itu hanya ujian dan kita membuat sekutu-sekutu selain Tuhan.
Habislah kita!!.


Selasa, 30 Desember 2014

"Cintaku tak laku 
juga tak layak
apa hebatnya cintaku itu?

Herannya
bangga nian
pamer 
sombong
bilang ke semua orang, aku cinta..aku cinta!

cintaku tak laku
juga tak layak
untuk diketengahkan
karena
aku memilih untuk
sedikit berkorban
dan banyak
meminta

aku berikan sisa,
yang baru 
ku simpan sendiri
untuk yang lain

jika kau bertanya padaku
berapa dalamnya?
aku jawab dengan lidah, sedalam lautan
tapi ucap hati, sejengkalpun tak sampai

jika kau bertanya 
berapa luasnya?
aku jawab dengan lidah, seluas padang pasir.. lebih! luasss sekali..
tapi ucap hati, sedepah lagi kurang..

aku cuma
bicara saja tentang cinta
tapi aku tak tahu artinya
apa itu cinta? bagaimana rasanya?

seperti.. 
seperti..
qabil yang memberikan bagian yang jelek buat Tuhannya
apakah..
apakah cinta yang kuberikan juga seperti itu?

cintaku tak laku
juga tak layak
tapi aku sering nian gelak
bukannya menangis
entah apa yang lucu.

(YHP#midnite)

Jumat, 26 Desember 2014


Pagi itu di awal Bulan November, aku bersama sebuah koper yang penuh dan berat. Berjalan dengan semangat 98 menuju ruang keberangkatan B7 Bandara Soekarno Hatta. Sebenarnya masih terlalu pagi, tapi prinsip lebih baik menunggu daripada ketinggalan pesawat terus terpatri di hati sanubari. Pukul 4 dini hari sebenarnya aku sudah berangkat dari kota Bandung. So cold, aku lengkap bertarung di pagi buta dengan masker dan jaket. Keberangkatan tercatat pukul 12.20... aku sudah stand by di Bandara Pukul 9 pagi.. pelingak-pelinguk sejenak di ruang tunggu, aku langsung pergi ke mushalah bandara.

Di mushalah ada seorang bapak yang juga sedang melakukan ibadah. Jadi, aku sibuk dengan pekerjaanku, bapak itu sibuk dengan pekerjaannya. Sampai akhirnya, kami bertemu kembali diruang tunggu, aku menyapa bapak itu dan bertanya, bapak kemana, darimana,...ternyata satu tujuan, dari Solo menuju Bengkulu!. Akhirnya bapak bercerita panjang tentang pengalaman hidupnya sewaktu tinggal di bengkulu. Kedatangan kali ini ke bengkulu untuk suatu urusan, hanya beberapa hari. Aku tidak tahu mengapa bapak menjadi sangat lancar dan mudah bercerita, mengalir sekali..

Memang telat dari waktu yang di tentukan, aku mengingatkan bapak bahwa nomor pesawat kami sudah di panggil. Kami berjalan bersama menuju pesawat, sayangnya tempat duduk kami jauh, tidak ada kesempatan untuk bercerita lagi.. Penerbangan kali ini agak berbeda, agak memacu adrenalin saat ban pesawat dengan keras menyentuh aspal Bandara Fatmawati. Goncangan yang  kuat membikin jantung gedebug-gedebug.. ^_^

“ Yona pulang pake apa?” tanya bapak saat kami turun pesawat
Pake angkot pak!” jawabku. Kebetulah memang ayah tidak menjemput. Sedang berlayar ke Pulau Enggano. Tapi adik bungsuku, iki, sudah ada di depan bandara untuk membantu membawa barang.
“Sama Bapak saja!” tawar bapak.
Aku menolak.. dan tentu saja berterimakasih atas tawarannya..

Setelah mengambil barang, ops!. Bapak berjalan ke arahku. Kali ini lebih meyakinkan untuk mengantarku pulang. “kalau tak ada yang jemput, bapak saja yang antar!” katanya. Di sana sudah ada mobil dan dua orang lelaki paruh baya yang menjemput bapak. Sedapat mungkin aku menolak, terus menolak, namun karena tidak enak hati aku akhirnya mengangguk..

Aku, iki, bapak, dan dua orang teman bapak itu di dalam mobil
“ Yona tadi yang di musholah, ya?..” tanya bapak
“ Hmmm , kok bapak tahu kalau itu na?.”
“ Terus lakukan salat sunnah dhuhanya ya!, supaya memperlancar rezeki.” petuah Bapak. Sedikit memang, tapi sekarang, setiap aku lalai salat dhuha, teringat pesan Bapak. “ Terus lakukan salat sunnah dhuhanya ya!.”

Di perjalanan, bapak bertanya banyak... mau kerja apa?, mau kerja dimana?, ayah dan ibu kerja apa?, adik kuliah dimana? sudah punya calon suami.. ? hmm.. kalau bapak kasih calon boleh  ya!. Canda bapak memang renyah.. ^_^

Aku minta maaf karena merepotkan perjalanan bapak dan teman-temanya.  Bapak bilang, “ kalau ayah yang itu tidak bisa jemput, ayah yang ini kan bisa antar..” Really nice!

Sesampai di pagar rumah.. aku berterima kasih kembali dan bapak akhirnya pergi
Sesekali bapak mengirim pesan, bertanya apakah sudah salat, apakah sehat wal’afiat, dan memberi doa atas lancarnya urusanku. Bapak meminta untuk sesekali main ke Solo, “Ibu pengen ketemu sama Yona” begitu katanya.

Seperti skenario sinetron saja, berawal dari  pertemuan di mushalah, bercerita singkat di bandara.. tapi ada nilai.. sebuah nilai yang sangat mengagumkan dari pertemuan itu..

Hari ini bapak SMS,

Assalamualaikum Yona, bapak mau ngadain walimatul ursy hari minggu ini. Yona pasti gak bisa datang kan, doain ya agar semuanya lancar, Allah memberkahinya. Amin.

Waktu di bandara Bapak juga bercerita, anak lelakinya yang bungsu akan menikah dalam waktu dekat. Bapak sumringah sekali waktu bercerita rencana walimatul ursy ini. Lewat dari sebulan, Bapak masih ingat untuk memberitahuku.

Keping kenangan bersama Bapak, Bapak Solo, Pengingat Salat Dhuha..







Rabu, 24 Desember 2014


Judulnya ajalah ya yang english-an.. biar ceritera ini lebih mengalir dan bisa dinikmati sambil menyeruput kopi. Sejak aku pulang dari menuntut ilmu kanuragan di tanah leluhur, aku lebih sering bersembunyi di dalam kotak kubus, ukuran 3 kali 3 meter, yang sudah dipatenkan sebagai “Kamar Uni”  sejak aku kelas 4 SD. Tak suka keluar rumah, Yaa... seperti biasa, kecuali jika ada urusan penting seperti ke kantor polisi atau ke pasar.

Kerja apa sekarang? Setidaknya itu pertanyaan para junior atau teman melalui pesan singkat. Sungguh aku tidak suka di bilang pengangguran hihihi.. cuci piring tiap hari, cuci baju tiap 2 hari, giling cabe (kadang-kadang), bikin kopi tiap pagi, jelas itu rutinitas yang tidak sesepele pengangguran.  Satu pekerjaan terberat adalah menemani ibu ke pasar. .. temani beli beras, beli cabe, beli telur, beli sayur..  Jangan sepelekan kerja perempuan!. Belum lagi kerja meramu yang dibeli dipasar tadi hingga berada di tudung saji.

Mungkin antara aku dan fresh graduate lain punya teknik, metode, atau apalah namanya yang berbeda untuk melanjutkan kehidupan. Dan dari jalan yang kita pilih, kita bisa menilai karakter diri sendiri.  Oke-oke,  kita kesampingkan dulu persoalan ini, kita kembali ke judul di atas..

A Man and His Queen

Hari ini (kalau tak salah) kali ketiga kau menemani ibu keliling Pasar Tradisional Panorama Bengkulu (Lengkaplah ya alamatnya). Jika mengikuti ibu ke pasar, seluruh sudut pasar akan di telusuri. Dari jalan becek sampai toko bermarmer. Beli mainan anak-anak sampai bawang merah. Lengkap!! Komplit!. Sampai di rumah biasanya aku langsung ketiduran karena capek.  Tapi, aku jadi tahu ciri cabe yang baik, tempat yang murah, ciri-ciri kerupuk ubi yang garing.. wahh banyaklah!!

Nah, tadi kami sedang berada di Toko Uda Roni, itu nama tokonya loh!, yang menjual bumbu masak. Aku melihat kearah penjual ikan. Di sana ada seorang lelaki muda dengan plastik hitam besar di tangan dan wanita lebih dari paruh baya, si ibu lelaki muda itu. Aku melihat, mereka saling tawar menawar dan menunjuk-nunjuk ikan. Hari ini mendung, lepas hujan lebat malam tadi, cuaca tidak terik seperti biasa. Aku terperangah pada orang-orang yang kulihat. Dia mau menemani maknya ke pasar ikan yang bau, dia membawa kantong hitam yang sama sekali tidak lebih keren dari tas p*lo,  dia tidak malu berjalan di belakang  maknya bahkan menggandeng tangan maknya.  Loca.. ya jalan  loca..  jalan becek, tapi dia tak sungkan.  Pemandangan yang sangat baik untuk di tiru.

Selepas dari Toko Uda Roni kami mampir ke Toko Baju Batik, Batik Kencana Ungu ada pilihan pakaian sehari-hari ibu. Di toko itu kami juga berjumpa dengan mak dan anak lelakinya. Santai  Mak memilih baju, sang anak yang membawa belajaan. Sayangnya, ketika mereka akan meninggalkan toko, barang bawaan sang anak terjatuh.. isinya telur ayam, pecah semua!. Melihat insiden itu ibuku berkomentar “ Anak bujang disuruh bawa belanjaan, manalah dia tahu!”.  Benar kata ibuku, maknya salah! Untuk belanjaan dapur seharusnya mak itu saja yang pegang . Karena anak lelaki umumnya tidak terlalu sensitif untuk memikirkan apakah telur akan pecah, atau minyak akan tumpah, atau penyet, terhimpit, dan sejenisnya.  Alamiah begitu.. ^_^, Hukum alam kata orang.

Dari dua pemandangan itu, imajinasiku melesat pada cerita lampau, Alqamah. Dia yang dikenal taat tapi mengalami kesulitan saat sakaratul maut. Tak dinyana, sang ibu merasa tersakiti karena sejak Alqamah menikah. Alqamah lebih memilih istrinya, memberikan yang terbaik untuk istri, mendahulukan istri. Luka hati ibunda alqamah menyebabkan  sulitnya alqamah saat sakaratul maut, bahkan  alqamah diperintahkan untuk di bakar saja.  Setelah ibunda memaafkan kesalahan Alqamah, barulah ia dapat menghembuskan nafas terakhir. 

Hmm...Jika kita perhatikan!. Perilaku Alqamah sering muncul pada banyak laki-laki masa kini. Di televisi, di media sosial, di depan mata kita sekalipun,  banyak yang berlebihan memuji pasangan, secara ekstrim berbuat begini-begitu, tapi itu tidak sebanding dengan cara mereka memperlakukan ibu mereka...

Syurga... Ya!.. Syurga perempuan terletak pada suaminya, syurga suami terletak pada ibunya..

"Ratumu adalah ibu dan tidak akan pernah ada di atas itu.."

Belajar kita, semoga!.. supaya tidak melakukan sesuatu yang terbalik. Belajar kita, semoga!.. Dari cerita-cerita lampau...




Senin, 22 Desember 2014

Aku dan fikiranku
memang sedang tidak serius.
benar, tak mudah mengarahkan diri
pada keseriusan..

Serius... aku mencarinya.
pada setiap lebar kertas
pada setiap episode film
pada setiap dialog orang-orang hebat

Apa yang akan dihasilkan
dari ketidakseriusan kita?
usia kita mulai mendewasa
tapi, serius!!!
kita selalu tidak serius

Senin, 08 Desember 2014


Kita mulai hidup baru!, kataku pada diriku sendiri.
Baaaaaa.... dunia yang baru datang. Tentu saja, aku bukan balita yang ketika dikejutkan dengan "Baaaa..." langsung tertawa terpingkal-pingkal.

Dunia nyata itu memang tak seperti yang pernah kita idamkan. Banyak trik manusia untuk bertahan dalam kesalahan, mengampangkan aturan, menyepelekan ketetapan, terlalu banyak meminta, tapi egois enggan memberi. Dunia nyata itu, terlalu anggun untuk dikatakan cantik. Dunia nyata itu menor.. ya, menor, bukan cantik!. Karena itu agaknya, aku lebih suka mencari dunia lain..  ^_^
Tak terlalu ekstrim jika akhirnya aku mengatakan, " Dunia tidak akan memberimu bahagia. Dunia hanya memberikan kesempatan untukmu berjuang." Jadi, carilah cara agar kita bahagia.

Well, dari semua hal yang tidak menarik dari ini dunia,
kita tetap menemukan value, sebuah nilai yang sangat mengagumkan dari manusia dunia. Setiap kita pasti di lengkapi dengan value itu, tapi tak semua yang mau meng-up gradenya.. setidaknya show up dengan kebaikan yang ada pada dirinya. Sungkan barangkali.


Aku sedang mencari cara, bagaimana menarik diri dari magnet rayuan dunia.. ^_^
Duit.... akh!!.. raja dunia benar kau ini!
karena ulah kau, orang jadi suka bohong.. habis bohong.. yaa... mereka bohong lagi yang lebih besar..
Bohong dengan banyak alasan!. Alasan saling membantu.. saling menguntungkan.. kita sama-sama senang, kita sama-sama aman.
Bukan, bukan aku tak suka kau duit.
Pastilah semua manusia suka
tapi, 
aku ada insan yang pernah bersumpah 
bersumpah bahwa kelak bekerja harus begini begitu, mengutamakan ini mengutamakan itu..

Baaaa..
Ini adalah dunia nyata yang membuat kau terperanjat.
Kau kecil, bagaimana mungkin mengalahkan monster raksasa?
mungkin kau kalahkan mereka dengan senyum..
atau barangkali dengan cinta..



Rabu, 03 Desember 2014

ini adalah perjalanan jiwa
entah kelam atau terang
meminta yang lebih baik
dari hari lalu
itu penting

lewati saja.. sambil mencari yang kau inginkan, katanya
di jalan yang kau lalui nanti.. akan banyak gurau dan nestapa
kadang kau berseru tak suka
namun, kadang juga tertawa ceria dan kau senang!



ini baru pukul 3 pagi
masih menunggu matahari terbit
mintalah apa yang kau inginkan
semoga jauh yang tak kau inginkan



Selasa, 25 November 2014

diam.. banyak-banyaklah diam
banyak-banyak juga minum, biar tidak batuk dan dehidrasi
banyak-banyak baca, sampai ketiduranpun tak apa. never mind!
tapi, jangan banyak makan!.. nanti obesitas..^_^

Tenyata, meski dirasa lumayan sering menulis. Di saat tertentu, ketika sangat ingin menulis sesuatu yang bergelayut di dalam otak, tak ada sebaris tulisanpun tercipta. Mungkin, karena terlalu memikirkan "kelayakan" sebuah tulisan.

Aku selalu berusaha untuk menulis apa saja, sesuatu yang tak pentingpun kadang aku tulis. Tapi, saat benar-benar berniat untuk menulis sesuatu yang dianggap penting.. yeahhh. itulah masalahnya, mau nulis apa tadi?

berimajinasilah, duduk di kebun buah, di sekitar kita penuh buah-buahan merah yang berair manis, di sudut sebelah selatan ada danau buatan dan beberapa  perahu. Suasana di langit cerah berbaur putih dan biru. Kerikil abu-abu tersusun membentuk jalan setapak. Pondok yang di bangun sedemikian rupa berpagar bonsai.

Aduhai, begitulah imajinasi
membayangkannya indah sekali
tapi bila sampai pada nyata suasana..
ada saja yang mejadikan lidah mengeluh.

Namun, ketika berimajinasi membuat kita senang
lanjutkan saja...

Minggu, 23 November 2014

Pada rintik hujan yang pertama. Aku bertanya, “Kemana ia ?”. Aku melihatnya melintas di jalan setapak itu seminggu lalu. Aku melihat begitu lama. Ia tak akan mendengar aku mengatakan “Segeralah datang lagi!, aku menunggu seribu  jam dari sekarang.”

Pada atap terbuka belakang rumah, aku berujar sendiri pada langit. Aku  dongakkan kepala dan berkata. “aku ingin terbang...”.

Tak mungkin aku meminta waktu yang berbeda, jalan yang berbeda, cara yang berbeda dari hari ini. Iya, Tak mungkin meminta hidup yang lebih mudah dari kemaren.

Kehidupan bagaimanakah?
Yang menyenangkan itu
Yang menyenangkan hati kita
Yang menyenangkan hati orang lain


Dan aku ingin terbang, menerbangkan rasa takut itu..

Kamis, 13 November 2014

He said, 
Never underestimate with the Power of God
make du'a
make du'a... everyday, every moment... again and again...
you're here... i'm here... for a reason...


He said,
you must prepare yourself for a big battle
you know, who's your enemy?
your enemy is yourself...

I ask him..
Where we will go?
don't you know, negativity surrounds?
don't you know, sometime people laughing you?
people around you, don't care with you!


"That's all a reason, why God The Almighty... always stand by in ourside..." He said







Senin, 10 November 2014



Sebaiknya kita duduk tenang, lalu saling bercerita dengan baik.
Bicaralah, setelah kau atur nafasmu
Sebentar, aku buatkan cokelat panas!

Aku sangat suka cokelat panas yang sedikit manis. Bayangkan! Aku bisa melupakan apapun saat menikmati segelas cokelat.

Hari ini aku membaca sebuah kalimat yang membuat aku menjadi sangat bersemangat.

"Aku tak melihat orang yang berjalan sepertimu. Engkau berjalan lambat-lambat tetapi tiba lebih dahulu."


Oh ya, kau ingin bercerita tentang apa tadi?




Senin, 03 November 2014


Ia adalah perhiasan, Seperti inikah?


Ia adalah tonggak
Ia adalah tiang negara... Berat nian ia menanggung beban.

Ia adalah pengasuh, ia adalah pengajar, ia juga  pelayan.
Ia adalah pendorong, ia yang menyuarakan yel-yel,  ia bekerja di belakang layar...

Ia di tuntut untuk melunakkan suara, sedang mereka tahu betapa gemar ia tertawa lebar.
Ia di tuntut untuk tidak terlalu perasa, sedang mereka tahu bahwa sifat alamiahnya “kurang akal”

Ia di tuntut untuk tidak gampang menangis, sedang mereka tahu bahwa dialah yang merasakan sakit terberat di muka bumi, melahirkan anak manusia.
Ia di tuntut untuk patuh penurut, sedang mereka tahu bahwa ia paling mudah tergoda oleh kelap-kelip dunia, ia menyukai permata, emas, dan pernak-pernik. Ia hobi mengoleksi baju, sepatu, dan tas baru.
Ia di tuntut untuk sabar, sedang was-was adalah perangai aslinya.

Sehingga menjadi ia, seperti yang mereka inginkan itu, sangatlah tidak mudah!.
Sabar itu ada akibat terlatih, di uji lagi, terus, dan sering

Maka, betapa menawan kisah wanita itu. 
Mansa, Istri Nabi Ayub (a.s). Belajarlah kami kesabaran darinya. Sakit yang dialami Nabi Ayub, bukan kepalang lama durasinya. Penyakit bisul yang mendera dalam hitungan seratus tahun!. Hewan gembalaan yang habis,  harta habis,  menjadi sangat miskin.  Mansa, akhirnya menjadi pelayan di rumah orang, padahal sebelumnya ia adalah seorang istri dari suami yang terpandang. Tiada ia jijik dengan penyakit suaminya, tiada pula ia berniat meninggalkan suaminya karena  miskin. 

Wanita yang merawat tentulah sangat baik

Zainab binti jahsy. Belajarlah kami kedermawanan darinya. “ Si tangan panjang” ini, karena perintah Allah dan Rasulullah, Ia menikah dengan Zaid bin Haritsah. Karena Allah dan RasulNya pula, mereka akhirnya bercerai. Bercerai adalah jalan hidup yang sulit, sangat tidak gampang.  Akhirnya, Allah menikahkan Zainab dengan Rasulullah Muhammad SAW sebagai asbabun nuzul (sebab musabab) diperbolehkannya menikahi janda dari anak angkat.

Wanita yang dermawan memanglah hebat

Maryam, Ibunda Isa (a.s). Orang menfitnah, mencaci maki, mengolok-olok. Bagaimana  tidak merasa iba hati wanita sesuci ibunda Maryam. Susah payah menjaga kehormatan, kesucian, taat dan patuh pada perintah Tuhan. Tapi, ujian tetaplah ujian. Tertatih bercampur sedih saat mengandung. Payah dan sakit yang dirasakan sendiri saat melahirkan. Ia adalah salah satu wanita terbaik milik bumi. Namanya terukir indah dalam surah Maryam di Al Qur’an.

Wanita yang menjaga diri,  istimewa memang.

Ya...
menjadi ia, seperti yang mereka inginkan itu, sangatlah tidak mudah!.
Sabar itu ada akibat terlatih, di uji lagi, terus, dan sering!
Akan ada yang kuat, akan ada yang menyerah...
Tapi, semoga kami diberikan kesempatan untuk terus belajar dan tidak berputus asa terhadap Rahmat Tuhan.

Jumat, 31 Oktober 2014

Aku mendaki bukit kecil untuk dapat sampai pada tempat tinggal teman yang aku tumpangi. Malam ini, setelah menghadiri sebuah majelis yang diisi oleh seorang ustadz ternama aku merasakan banyak hal. Rasa yang tidak bisa di jelaskan. Karena dengan menjelaskannya pun belum tentu bisa di mengerti. Agaknya,  Pertanyaan "Mengapa" dan "Bagaimana" hanya waktu yang akan menjawabnya.

Kakiku sangat sakit sekali setelah mendaki bukit kecil itu. Jangan bayangkan bukit dengan semak ilalang, rumput malu, dan jalan setapak. Bukit itu beraspal beton dan di kelilingi oleh rumah warga. Aku bertanya pada kakiku "Setelah tahu rasanya sakit, mengapa kau masih suka saja jalan-jalan hahh..?."

Aku melihat sebuah lereng yang botak. Tak ada pohon di lereng itu. Yang ada hanya pondasi bangunan. Orang-orang terlalu berani mendirikan rumah di lereng bukit. Sedikit saja pergeseran tanah, bisa longsor dan berakibat fatal. Ya... aku berfikir, apakah aku sedang mendirikan rumah di lereng bukit? 

Perjalanan...
Perjalanan akan mengantarkan kita pada wajah-wajah baru, cara hidup baru, pada pola fikir baru, atau kebijaksanaan hidup.
Perjalanan akan mengajarkan kita dewasa, mature, membuat kita menilai sesuatu lebih dalam.
Perjalanan adalah salah satu arena menjelajah mimpi. Kita semakin dekat dengan tujuan yang kita inginkan. Kita bisa menangkap "bintang" lebih cepat.
Perjalanan menghadirkan ratusan bahkan ribuan skenario hidup makhluk Tuhan. Kita bisa menikmati kisah-kisah mereka.

Tapi, dibalik segalanya
Perjalanan menghadiahi kita rasa rindu
Ya... rindu,
pada orang yang hadir di masa lampau
tetiba masuk ke dalam mimpi, terkenang juga di memori.
Dengan mengingatnya, kita  bisa berkata "Alangkah menyenangkan masa lalu itu."

Perjalanan..
seperti itu rupa tabiatnya.
keping-keping kenangan harusnya menjadi buku...
Hahh...
aku teringat dia..
dia...
dia yang menulis perjalananku dengan rinci.
dia lebih sering mencatat kisahku dibanding catatan yang kubuat sendiri pada diary
Sungguh elok kiranya catatan perjalananku yang dia buat berat pada timbangan sebelah kanan. Jikalah berat pada timbangan sebelah kiri.. Aku harus cari cara... Harus mencari alat pemberat untuk timbangan sebelah kanan. 

"Berjalanlah engkau di muka bumi, dan saksikan bagaimana kesudahan orang-orang yang ingkar"

Perjalanan...
semoga didekatkan pada segala yang disenangi Tuhan. 

Jumat, 24 Oktober 2014

Jadi, kalau sudah jeles bagaimana?
Tak tahu kan, sakitnya itu dimana?
Tak sakit puuunnnn...
Dag dig dug je! ^_^


#
Alkisah, bertemulah aku dengan Upik, begitu aku memanggilnya. Upik adalah gadis manis yang menghabiskan waktunya untuk bekerja di pabrik sebagai analis kimia dan belajar di salah satu universitas swasta di ibukota. Upik tak pernah marah aku memanggilnya demikian. Sttt... Rahasia ya! Sebenarnya karena aku lupa siapa nama aslinya.  Kadang ingat, kadang lupa. Aku tak tahu, mengapa aku begitu mudah melupakan nama orang. Bahkan sering juga salah panggil. Harap maklum! ^_^

Ketika upik mendapat shift siang, Aku sangat bersuka ria, riang gembira tiada terkira , meluap-luap. Karena pagi hari hingga jam tiga sore aku bisa bercengkrama dan tertawa bersama upik. Upik benar-benar mengalahkan s*le. Tapi, jika upik masuk shift sore, upik akan pulang ke kos jam 1 pagi. Aku sering saja masih terjaga menunggu upik pulang. "Upik, kamu kenapa pulang larut sekali?. Kamu capek sekali kann!. Tadi di jalan nggak takut?..Tidurlah, Pik!" rentetan tanyaku padanya. "Di jalan masih ramai kok kak, aku tak boleh tidur malam ini kak yoona (oo dibaca u), aku ada tugas, malam ini aku gak boleh tidur!"
Upikkk....  oi upik!
Kalau di padang, pulang jam setengah sembilan saja aku sudah awas waspada, tengok kiri, tengok kanan.. Perhatikan orang di jalan, kalau jalan sepi, ambil langkah seribu seperti atlet lari.

Upik suka sekali minum minuman kaleng, seperti aku!. Upik juga suka makan gorengan, seperti aku!. Tapi, Upik dan aku amatlah banyak bedanya. Upik sangat mandiri, Upik jarang mengeluh walau untuk mengatakan capek sekalipun, Upik seperti punya powerbank dalam dirinya yang membuat energi tercas terus.

Upik menjadi guru kehidupan yang membuat aku memperhatikan diri sendiri. Serasa menjadi intan payung yang selalu dibuai ayah bunda. Kemandirian versiku dan versi upik tentu tidak bisa disamakan. Tapi jujur,  sosok seperti upik yang membuat aku merasa belum melakukan apa-apa.

Pada yang miss universe yang cantik, pada artis wanita yang tenar, pada sosialita yang kaya raya, pada anak pejabat yang terhormat, pada orang cerdas ber-IP empat, tak pernah aku merasa jeles.
Tapi padamu berbeda...
aku jeles, Upik!
Iya, aku jeles...!!

Hal yang paling menyenangkan adalah melihat upik berusaha belajar sambil terkantuk, terangguk-angguk, lalu tertidur...  
"Tak perlulah fitur kita sempurna maharupa betul kan upik!, Asal ikhlas... Dunia ini mengajak kita untuk bahagia selalu.!"

Ya... Semoga berbahagia selalu engkau, upik!


Minggu, 12 Oktober 2014

Hey...
Sudah cukup ilmu "ting" yang kita pelajari?
ayo! kita coba praktikan..
Kau duluan oke! ^_^

1..2...3...
Ting!
Hahh... kenapa kau masih disini?
ulang lagi-ulang lagi

Ting!
Hahh.. kenapa manteramu tak mempan?
Kenapa kamu belum juga hilang?

sekali lagi!, siapa tahu memang kurang fokus
Ting.. Ting..Ting..!
Haahhh...?

Ayo kita gantian..
Giliranku sekarang
1..2..3..

Ting!
Hey, kamu lihat aku?..
Hey, hey, hey...!
Halloha...
Aku berhasil...
Kamu tak bisa lihat, kan!




Jumat, 10 Oktober 2014

Biarkan aku mendengar lagumu hingga akhir
Oi amang... Oi inang...
Bagus benar suaramu..

Biarkan saja dengan apa yang akan terjadi
Tetap teruskan nyanyianmu...
Aku akan mendengar, walau seperti tak peduli...

Kalau inangku disini
Aku ajak dia menonton konsermu
Aku dan inangku sama-sama suka mendengar lagu etnik

Menurutku,
Tak ada kejayaan tanpa nomor antrian..
Tunggu saja giliranmu, ya!

Jika nanti kau sudah punya konser tunggal yang megah.
Selalulah ingat pada inangmu
Juga amangmu..
Oke, poltak!

Suatu hari nanti dapat juga aku mengecipak air danau toba..
Danau di kampungmu itu...
Poltak!

Kamis, 02 Oktober 2014

25 September 2014. Setelah seminggu menunda jadwal keberangkatan, aku harus siap-siap menuju tempat pemberhentian bus antar provinsi. Tak ada istilah cancel lagi, tidak ada tapi-tapi. Aku sudah pesan tiket dua hari sebelum keberangkatan. Semua buku bacaan masih aku tinggal, begitu juga pakaian rumah yang ternyata sudah tidak muat di tampung oleh 2 tas besar.  

Meninggalkan adik sendiri di sana. Biar cepat besar dia!. ^_^ Barangkali, akan ada sedikit jarak bagi kami untuk bercerita bersama tentang “misi jalan kelinci” yang ingin kami taklukan. Tapi, aku sangat senang, di saat kami bersama, aku bisa masak dan melihatnya makan lahap dan tambah-tambah. Aku juga sangat bangga, dengan apa yang diusahakannya selama ini.

Setelah selesai sesi pengambilan gambar alias shooting. Bus datang...  Semoga oni selalu baik-baik saja, semoga tambah mandiri dan teguh!

Saat traveling t'lah tiba...
Siap-siap!

 Terminal solok, cukup bersih!. Aku pernah berfikir, Solok adalah salah satu destinasi domisiliku nanti. Melihat sawah yang lapang dan hijau itu aku langsung jatuh hati pada nagari ini.

 Kemanapun kita pergi, hampir seluruh terminal di sumatera barat menyediakan "paragede angek". Murah saja, bisa minta 3000 atau 5000 perak.


Aku lupa, sejak pagi hari belum makan. Pukul 7 malam bus kami sampai di Darmasraya. Aku sendirian mengambil tempat agak di sudut. Menikmati kuliner RM Umega sambil mendengar sayup-sayup suara "saluang".  Ada nostalgia 10-12 tahun lalu, kami makan bersama disini bersama ayah dan ibu. Pulang Kampung saat lebaran.


Dijemput ayah, melewati jalan pinggiran kota yang sepi dan rimbun. Kota kecil kita sama seperti dulu-dulu. Tetap kaya oksigen dan tak banyak polusi.





Kamis, 25 September 2014

Air mata adalah bahasa
yang sangat jelas artinya

Air mata bisa berarti
aku cinta padamu
atau aku pasti akan merindukanmu
aku menyayangimu
maafkan aku
terima kasih
selamat berjuang..

setetes air mata
dari si tukang nasi yang hampir setiap hari aku beli.
"pergilah na! pergilah!"
ia lalu mengusap mata.. berbalik arah.

akupun sebak....



Senin, 22 September 2014

Seingatku,  selama tinggal di kota padang (insyaAllah tidak salah hitung yaa...!!). Sudah dua kali aku bertemu pengemudi (supir) yang mempesona... ^_^. membikin hatiku  berdecak.. kagum!
Pertama supir mobil semacam tanki minyak, yang kedua supir mobil avan*a (kalau tidak salah lihat merk).
Kenapa aku bercerita seperti ini?..
Aku adalah pejalan kaki aktif yang kemana-mana jalan kaki, terus jalan.. jalan terus!
Yaaa..... Mana mungkin aku di hadiahi sepeda motor, sedang dengan jalan kaki saja selalu dipesankan "Hati-hati menyeberang jalan, lihat kiri kanan..lambat-lambat!" untung saja tidak disuruh minta tolong sama pak polisi untuk menyeberang.. Hiii.. (Thanks mom!)

Jadi, kalau mau menyeberang jalan di kota ini...... Uhhf!
Haruslah sabar dulu menyilahkan mereka yang berkendaraan.. setelah sepi sunyi barulah kita menyeberang.. Jika boleh aku menilai pengendara mobil pribadi dengan nilai C dan pengendara angkot dengan nilai D!
Hheee.... (maaf!)
Jarang sekali yang mau mendahului pejalan kaki.. (SIMnya urus dimana sih?! ^_^). Padahal itu kan aturannya.

Nah.. nah.. nah... waktu itu tiba..
ketika pelingak-pelinguk menunggu waktu menyeberang.. supir tanki ini berhenti.. mengangguk padaku sambil memberi isyarat mata.. "Menyeberanglah...!" begitu kira-kira maksudnya..
Aku mematung beberapa detik karena syok...  Saat melangkahkan kaki menyeberang aku berikan jempol pada oom supir dan sedikit berteriak.. " maakasih ya Om!"
Oom ini fikirku, baik sekali!.. attitudenya itu loh, mengalahkan supir BMW...

Yang kedua.. sama juga. menyilahkan aku menyeberang jalan lebih dahulu..  karena kaca mobilnya hitam (tak kelihatan dari luar), aku hanya menganggukan kepala ke arah supir sebagai ucapan terimakasih.. Aku berfikir, " Siapa sih di dalam?.. Jangan-jangan teman sendiri.. " Yaaa,  Who know's?

Akhlak mulia itu tidak harus sedekah bermilyar-milyar
tidak harus pergi haji setiap tahun
tidak harus puasa setiap waktu..

Mendahulukan pejalan kaki juga akhlak mulia
meminjamkan jarum pentul juga akhlak mulia
menyapa orang tua di jalan juga akhlak mulia
membuang sampah pada tempatnya juga akhlak mulia
menghadiahkan pulpen pada teman juga akhlak mulia..
Dan semua itu akan sangat mempesona...
Yang kecil itu yang sering terlupa..
padahal cinta kasih tidak selalu menuntut pengorbanan yang besar...

Mudahkan! pesan Tuhan, kau akan Aku Mudahkan...
Yaa.. percaya atau tidak..
Jika kita memudahkan urusan orang, urusan kita yang rumit sekalipun akan ada yang membantu.. Allah pasti mengirimkan tentaranya.
kalau tak percaya..
cobalah! mudahkan urusan orang lebih dahulu!
^_^
Salam...


Sabtu, 20 September 2014

Yahh... aku menyebutnya jalan hidup. Aku menyebutnya prinsip. Aku ingin membelanya sekuat tenaga.
Setelah sekian lama berjalan di panas getirnya hidup. Kadang petir dan kilat pula memperlihatkan diri. Benar kata orang tua dulu, garam kehidupan ini tak selamanya membuat makanan kita menjadi lezat. Kalau keasinan, hilang sudah selera makan.

Aku yakin sekali, tak ada manusia yang hidupnya benar-benar bahagia di dunia ini. Seperti air laut, semakin di minum semakin menjadi haus. Begitu juga dunia, semakin di cari semakin kita merasa kurang. Kita mau lagi, harus tambah lagi, minta lagi yang lebih banyak. Memang benar-benar orang yang ikhlas dan berhati lapanglah yang merasa cukup atas pemberian Tuhan. Mereka bersyukur, mereka tunduk, mereka sungguh berjiwa besar. Mencontoh mereka bukan alang kepalang sukarnya. Belajar berhati lapang, sementara banyak godaan yang menuntut kita untuk ego dan marah. Ingin belajar ikhlas sementara attitude manusia menjadikan kita kecewa.

Memanglah, diri kita hanya kita sendiri yang bisa menilainya. Orang diluar sana cuma tahu sekelumit, seujung kuku mungkin. Mereka bisa salah menilai, mereka bisa tak tepat menimbang. Bodohnya, perilaku kita selalu melulu tergantung pada penilaian orang-orang. Kita berfikir jauh tentang anggapan orang. Ya.. kita terlalu lemah untuk teguh pada pendirian. Bahkan untuk memakai baju pagi ini, kita tanya pada orang "Bagusnya pakai baju apa?.." 

Lantas, tentang kebaikan yang ingin kita kembalikan kegemilangannya... Kita.. ya kita ini, apakah bisa?.. apakah mampu?. Karena kebaikan-kebaikan yang kita usahakan bisa saja berbalas tuba, berbalas racun yang mematikan.. rasanya nyeri.  Apakah mampu kita membalas hinaan orang dengan kata-kata baik lagi manis?. Apa kuat kita seperti pohon mangga, membalas batu yang di lempar dengan mangga yang manis lagi ranum?. 

Mempersiapkan diri.. kita hanya bisa mengusahakan itu. Mempersiapkan diri dari sekarang untuk belajar lapang dada, ikhlas, dan tenang. Tak usah grasak grusuk dan tergesa-gesa. Hari ini mungkin ada kerikil kecil yang membuat kehidupan kita terasa pahit. Tapi rasa pahit itu mestilah kita telan.. hingga nanti,  bila ada rasa SANGAT PAHIT SEKALI yang datang dalam kehidupan kita.. setidaknya sudah tak terlalu kaget. sudah biasa menelan yang pahit-pahit.

Aku mengajak diriku sendiri, kadang memaksanya, untuk bersahabat dengan tanah....
Agar keningku bisa menempel di permukaannya..
Supaya aku selalu tersadar atas banyaknya kelemahanku dalam mengusahakan kebaikan.
Serta jutaan keterbatasan yang membuat niatku berubah..


#
Aku mendengar ia bercerita, "aku meminta pada Tuhan, agar Dia menggunakan diriku untuk AgamaNya"
Aku ingin belajar menirumu...
dari jauh,
walaupun kita belum pernah bertemu, bahkan mungkin tak akan pernah.


About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

Blog Archive

TAMU