Minggu, 16 Oktober 2011

 Minggu, Oktober 16, 2011         No comments

Di suatu minggu yang panas, aku berkumpul melingkar bersama guru spiritual.  Memangnya para artis saja yang mengaku berguru spiritual? Aku juga ia, sejuta orang di luar sana juga ia, dan sobat yang membaca tulisan ini moga juga ia.... Amin…
Setiap melingkar bersamanya, ada-ada saja yang aku bawa pulang…  Kadang semangat baru, kadang refresh ilmu, kadang segudang optimisme, kadang kedalaman cinta, dan kadang malah pulang bawa kue…
Nah tika itu, sehabis membahas suatu hal, sampailah pada sesi qodoyah alias curhat…
“ ada yang mau bercerita seru hari ini?.” Ujar sang moderator dengan bijak.
Semua yang hadir saling pandang senyum.  Entah apa yang ada di fikiran kami masing-masing.
“ saya mau tanya guru.” Kata seorang teman.
“ Yah…. Silahkan.” Guru spiritual kami menyilahkan.
“ Begini guru, saya di kampus memegang amanah di bagian X, sebenarnya saya udah gimana ya?. Hufh… saya sebenarnya bingung, saya merasa aneh, kenapa yang di  tunjuk itu saya-saya saja. Kadang saya merasa capek, letih. Emangnya di tempat itu nggak ada yang lain?. Saya kan juga mau ke organisasi lain, merasakan enaknya punya teman baru, suasana baru, biar refresh. Nggak monoton. Tapi.. Gimana menurut guru. Saya harus bagaimana?.” teman yang qodhoya bercerita panjang lebar.
Saya mendengar dengan teliti.
“ Ayoh, siapa yang mau berkomentar?.” Sang guru malah melempar pertanyaan pada kami semua.
Tak ada satupun dari kami yang buka mulut lalu bersuara…
Guru melanjutkan…
“ saya ingat sebuah nasyid, saya tidak bisa menyanyi tapi liriknya, kami adalah panah-panah terbujur yang siap dilepaskan dari busur, tujuh sasaran siapapun pemanahnya. Nah…. Adik-adik sekalian sekarang adalah panah-panah itu, mau di lepaskan ke sasaran mana saja seharusnya tidak mengapa. Siapapun pemanahnya seharusnya kita tetap siap. Mau dapat amanah di mana saja, jadi ketua, jadi koordinator, bahkan staf  belakang layar nggak masalah!. Harus siap, harus tahu banyak hal!. Ingat apa yang di katakan salah seorang khulafaurasyidin, jika ada seribu orang yang ikut, maka salah satunya adalah aku. Jika ada seratus orang yang ikut maka salah satunya adalah aku. Jika ada sepuluh orang yang ikut, disana harus ada aku. Dan jika hanya ada satu orang yang ikut, maka itu ADALAH AKU!.”
Aku merinding mendengarnya…. Aku bahkan terkadang berfikir,” kan sudah ada dia, ah…nanti dia pasti bisa ngatur!”
Atau
 “ kan sudah banyak teman yang berkontribusi, jadi nggak masalah kalau aku nggak ikut.”
Benar-benar salah persepsi…
Kini sadar, jika aku belum mampu menjadi panah-panah yang siap di lepas dari busurnya.

*redaksional percakapan di edit sendiri oleh penulis tanpa mengurangi makna cerita….
Thanks to: Sang Guru Spiritual dan teman mainku…

0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

TAMU