Kamis, 21 Agustus 2014

 Kamis, Agustus 21, 2014         No comments
Dulu, waktu SMP aku pernah bertanya-tanya, " Kenapa Tuhan menciptakan aku sebagai perempuan, kenapa tidak lelaki saja?.
kalau saja aku jadi laki-laki, fikirku, pasti banyak hal yang bisa kulakukan...
aku akan ikut eskul basket atau paskibraka... berteman dengan anak cewek yang cantik dan pintar-pintar.. ^_^
bisa ngecet rumah, bisa bikin kandang ayam, bisa bebas pergi kemana saja, puas pulang malam, puas begadang, bisa membantu ibuk bikin lemari, bisa pergi memancing, bisa berkebun, dan banyak hal spektakuler lain yang biasa dilakukan oleh laki-laki....
Tapi nyatanya kala itu, aku hanya salah satu anak perempuan yang tidak terlalu menonjol,  baik dari prestasi akademik maupun ekstrakulikuler... hanya suka membaca fiksi, mendengarkan lagu, dan menulis puisi. 

Waktu kelas 6 SD aku sudah agak tinggi, kaki sudah sampai ke tanah jika duduk di jok sepeda motor... Ayah mengajarkan cara mengendarai motor. Praktis kelas 1 SMP aku sudah lancar membawa motor, tapi ibu tidak membolehkan aku membawa motor di jalan raya sampai aku tamat SMA. " Pasti karena anak cewek!" fikirku lagi... beberapa kali aku protes, " Buk, kawan-kawan na boleh sama orang tuanya bawa motor kemana-mana.." Ibuku tetaplah seseorang yang istiqomah... "Tidak Boleh!!!"

Sebenarnya waktu smp aku bujuk-bujuk ibu untuk menyekolahkanku di pesantren... "Buk..plis..plis.. na mau masuk pesantren kayak uni itu, kayak kawan na yang itu.. buk.. ayolah buk.... ayolah..!"
Ketika ayah dan ibuk sedang berembuk... Aku terserang panas tinggi dan kesulitan bernafas. Kejadian itu berawal dari kepulanganku dari sijunjung, berlibur di tempat nenek. Setelah minum beberapa obat tidak mempan, aku dirujuk ke poli paru..  Dan dokter mendiagnosa terserang radang paru... Harus minum obat sebesar jempol ^_^ dan jumlahnya banyak sekali.. Tentu saja setelahnya, bujukanku untuk di masukkan ke pesantren sudah dapat aku jawab sendiri... "Yona, di pesantren itu tak ada yang bisa mengurus... makanan dan minumannya kita ndak tahu bagaimana.. Kalau sakit-sakit terus siapa yang menjaga?..". Aku menurut saja dimasukkan di SMP paling dekat dengan rumah. Setiap hari di antar dan di jemput oleh ayah, ayah akan absen menjemput hanya jika sedang dinas keluar kota, kalau ayah dinas aku diantar oleh ibuk. Prosesi antar jemput ini berlanjut sampai tamat SMA.. terimakasih motor tua kami...terimakasih!
Karena aku sering membuang obat dibawa sofa ruang tamu atau ke dalam selokan, pengobatan menjadi lama. Aku tidak minum obat lagi saat kelas 2 SMA. Itupun setelah ibuk yang mengatur jadwal minum obat. ibuk harus lihat obat itu masuk mulut dan aku telan. Ibuk juga yang pegang air minumnya. Aku menjadi insyaf untuk patuh terhadap perintah dokter setelah aku mendengar ibuk menangis di sebelahku ketika aku sedang tidur (pura-pura tidur). "uda, kenapa bukan saya saja yang sakit" kata ibuk waktu itu pada ayah.


Dan kehidupan itu memang cepat sekali. Aku masuk sekolah asisten apoteker karena aku suka sakit.. "biar tidak susah nyari obatnya" kata ibuk...  Kalau aku laki-laki pastilah aku minta dimasukkan ke sekaloh negeri paling favorit waktu itu...   ^_^

Kini, aku tidak ingat lagi keinginan dulu untuk jadi laki-laki, Aku kuliah di jurusan yang di cita-citakan ibuk... ibuk ingin aku jadi apoteker, sedang aku sesungguhnya ingin jadi diplomat.  Sekarang sudah 6 tahun berpisah dari ibuk, ayah, iki, dan satu-satunya motor tua yang keluarga kami miliki. Motor yang menggerakkan rodanya setiap hari untuk menjemput cita-cita kami.
"Kita, tak perlu banyak ini-itu, ibuk dan ayah cuma ingin kalian sekolah!... sekolah sampai tinggi... " itu perjanjian ibuk dan ayah pada kami semua. Untuk keperluan sekolah, ibuk dan ayah tidak pernah mengatakan "tidak!".. selalu saja apa yang kami pinta di kabulkan.  aku bertanya kepada ibuk suatu saat, "Buk, kenapa ibuk royal sekali sama sekolah kami? semuanya dikasih...". ibuk menjawab sederhana sekali, "Karena cuma sekolah yang merubah nasib orang, bangkitkanlah batang tarandam itu!." 

Ibuk sudah memberikan pelajaran kepadaku. Bahwa Perempuan adalah tonggak. Semuanya bisa berubah di tangan wanita.  Ibuk yang mengurus kami, yang bertanya tiap pagi, "kalian mau sambal apa?." atau terjaga tengah malam melihat anak-anaknya sudah tidur semua atau belum... ibu sering sekali bilang " Sudahlah belajar tuh.. tidur lagi!.." padahal manalah aku belajar, aku sedang membaca novel... ^_^

Sudah kubaca kisah ibunda Aisyah ra, Khadijah ra, Asyah, Maryam, Zainab istri Rasulullah, Ummu salamah, atau yang dimasa dekat dengan kita Ummi Zainab di mesir, Istri Buya Hamka...  

Pemahaman itu memang salah...
Aku fikir, menjadi laki-laki akan banyak hal bisa bisa di lakukan
ternyata.. menjadi perempuan... dengan menjadi perempuan lebih banyak lagi hal yang bisa di lakukan...
Setelah hari ini, semoga bisa berbuat lebih baik...
Ibuk... terimakasih atas cita-citanya...
Aku bangga menjadi apa yang ibu inginkan...





0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

TAMU