Kamis, 14 Mei 2015

 Kamis, Mei 14, 2015         No comments
Beberapa waktu lalu seorang teman esempe menyapaku di efbi,
“yon, konfirmlah aku tuuu..!” tulisnya.
Seingatku  kami sudah berteman di efbi,  aku tanya mengapa minta konfirm lagi. Ternyata efbi lamanya terkunci.. dan bla..bla.. bla... ceritanya.
“yon, kamu sudah menetap di bengkulu?..”tanyanya
Saat ini iya, tapi belum pasti kedepannya, sekarang aku bekerja disini. Jelasku.
“di bengkulu saja yon!” katanya
Memang kamu saja yang mau lihat Tokyo Tower, kataku
“Tokyo Tower tidak seindah ceritanya yon, hahahhaa!” jawabnya tertawa, seperti sepele.
Ya, dia adalah teman baikku yang sekarang bekerja sebagai tenaga kerja indonesia di negeri matahari terbit, Jepang.

Zeeppp...zeppp....tsseepppp!! (suara pedang)
Memoriku kembali ke masa 9, 10 tahun yang lalu.
Kami “anak cewek” duduk di barisan belakang, tempatku di ujung sudut sebelah kiri, terpojok!. Sedangkan,  “anak cowok” yang nakal-nakal (pakai sangat) itu di amanahkan duduk di depan.  Jika aku berada di tempatku pada jam istirahat atau sebelum guru masuk, akan ada yang melempar rerumputan atau kerikil kecil dari atas ventilasi, tujuannya sampai sekarang tidak aku ketahui. Terkena lemparan seperti itu sebenarnya tidak sakit, tetapi mengesalkan.
 “Woi, ngapoin kalian sih? Jahil nian!.” Teriakku dengan emosi membara
Biang keroknya siapa lagi, kalau bukan!...
Kadang aku intai dan ketika mereka ketahuan beraksi, aku teriak..

“hoyy...hoyy...hoyy!”,
Aku lempar juga mereka pakai batu. Batu kecil lahh..


Suatu hari temanku yang suka melempar rumput dan kerikil ke mejaku itu terlibat perkelahian dengan temanku yang lain. Alasannya kudengar, temanku enggan membelikan rokok yang di minta temanku yang lain itu. Perkelahian itu sangat tidak sengit, tak ada perlawanan, ketika di pukulpun, dia tidak menghindar dan tidak lari. “Bodoh sekali!”. Fikirku.
Bahkan aku sempat berteriak, “kalau dak galak balas, menghindarlah!, jangan galak di pukul cak itu!”  (kalau tidak ingin membalas, menghindarlah!, jangan mau di pukul seperti itu). Tapi, tetap saja dia berdiri di tempat yang sama.
Aku ajak seorang teman menemui wali kelas (dari dulu sudah punya bakat pengadu ^_^).
“buk, jangan bilang na yang mengadu ya!” pintaku diplomatis..
Akhirnya wali kelas kami datang, sedikit marah, lalu mendamaikan mereka.
Sampai sekarangpun barangkali mereka tidak tahu ada yang mengadu. Walikelas kami memang juara.


Zeeppp...zeppp....tsseepppp!! (suara pedang)
Kembali ke masa sekarang.
“yon, mana fotomu di efbi?..”
Bukan public figure belum perlu foto profil pun... itu kataku pada diri sendiri (dalam hati).

Dan...
Cepek nian kito besak yo!..
sudah  menghasilkan beberapa cerita yang unik pula.
Dari awalnya yang cengeng, berubah jadi sok besar, lalu kita benar-benar besar!
Tapi ya..
tetap saja cengeng!

Cepek nian kito besak yo!..
Hmm...
Terimakasih karena tidak sombong, untuk masih menyapa..
Kangetnya,
kulihat kau merubah warna rambut menjadi kekinian sekali..
jika nyatanya kau tidak sombong pada makhlukNya, semoga tidak pernah sombong pada Penciptanya..
semoga tidak pernah tinggal sembahyang!

“yon, kalau aku lah balik kelak, kito ke tempat buk sumi (wali kelas) galak yon!”.
masyaAllah.. mataku rasanya berkaca-kaca..
“ kito ajak kawan-kawan..!”
“ iyo, kito ajak kawan-kawan..”


Australian man
Scandinavian town
Kicking stones around the square
He sat for a while, forced out a smile
As if someone would care..
Passenger memulai “traveling alone”nya

0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

TAMU