Minggu, 28 Juni 2015

 Minggu, Juni 28, 2015         No comments
Ramadhan Ke-11

Suatu ketika..
“Na, kita beli bir yuk!.. coba gimana rasanya.” Pinta seorang kawan.
“Hahh...?.”
“Iya, kita coba rasanya bir.. aku pengen tahu rasanya.”
“Gak mau ah!.”
“Kenapa?.. takut..? kita gak akan minum sampe mabuk.”
“Hahahaahaa..” aku (terpaksa) tertawa.
“Kenapa ketawa?.. aku serius.. yok kita coba yok!”
“Gak mau!.. kalau kamu mau minum yaa... aku gak bisa melarang, terserah kamu, tapi aku ndak mau minum  bir.”
“Yaa kenapa, karena haram?..”
“Hmmhh... karena aku gak mau!.”

Percakapan kami ini terjadi ketika aku bermain ke kos seorang kawan yang sedang melanjutkan study di universitas bergengsi ibukota akhir tahun lalu. Aku kaget malam itu, “whats goin’ on?”. Aku tahu betul dia sedang tidak bercanda.

Aku mengeluarkan kata “terserah kamu”, kata yang cenderung bersifat acuh, seolah tak peduli. Tapi sebenarnya dengan kata itu, aku harap memberikan kesempatan kepada temanku untuk berfikir kembali. Aku tahu jika aku katakan,

“Jangan!... Gila aja mau minum yang haram. Ngapain kita tunggang tunggit shalat selama ini..”.
Aku pasti dapat feedback yang berlawanan.

Tidak ada bir malam itu, dan malam-malam setelahnya.
Malam ini aku teringat percakapan kami itu. Ntahlah mengapa...  mungkin karena rindu padanya.

***
Kadang, kita merasa tak menemukan “Jalan Tuhan” pada langkah kita, bahkan saat kita “yakin” telah melakukan sesuatu yang tepat
Kadang, kita merasa jenuh menunggu keputusan langit yang belum sampai ke bumi
Kadang, kita tak menemukan teman padahal setiap hari kita berpapasan dan menyapa banyak orang.
Kadang, kita merasa sangat sunyi walaupun earphone ber-“degap degup” menyetel musik metal.
Kadang, kita tak ingin bertanya walaupun belum tahu jawabannya
Kadang, kita diacuhkan saat hati begitu ingin di timang-timang
Kadang, kita kehilangan kata sebelum sempat bicara
Kadang, kita ditinggalkan tanpa diberi alasan mengapa pergi
Kadang, kita harus mundur tanpa pernah berani maju
Kadang, kita menghendaki sesuatu yang menjadi milik orang lain
Kadang, kita tidak sadar diri...
Tidak sadar diri siapa kita ini...

***
Kadang aku bertanya,
Dimanakah permukaan bumi tertinggi yang tak sulit di daki?
Dimana lapisan salju yang tak terasa dingin?
Dimana kobaran api yang tak membuat terbakar?
Dimana keberadaan orang yang tidak pernah letih?
Dimana sungai yang tak mengalir?
Dimana??

Ehmm...
Kita sering mencari sesuatu yang tidak ada
Kita sering berharap pada hal yang tidak mungkin
Dan, iyaa..
Kita sering meminta  hal yang bukan milik kita....
Tapi semuanya akan kembali pada “terserah kamu”, terserah kita!. 
Apalah arti larangan  manusia bagi manusia.

Hanya saja, dalam fikiranku.. 
Tidak ada manusia yang tidak pernah merasa gagal.
Bahkan kita sering gagal menyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa melakukan yang terbaik.

0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

TAMU