Senin, 22 Februari 2016

 Senin, Februari 22, 2016         No comments
Headset bernyanyi-nyanyi lagu pertama,
"Jika engkau minta intan pertama tak mungkin ku mampu, tapi sayang kan ku capai bintang dari langit untukmu. Jika engkau minta satu dunia akan aku coba, ku hanya mampu jadi milikmu, pastikan kau bahagiaa....." (Lirik Terukir di Bintang; Yuna)
Ini adalah sebuah lagu melankolis yang membuat kita ingin memandang ombak...

Okey, yok kita bincangkan sesuatu yang tidak spele.. (sepele). Akhir-akhir ini aku merasa sering keceplosan. Membicarakan sesuatu yang lebih baik tidak di bicarakan, menanyakan hal yang tidak penting, atau komentar yang tidak pada tempatnya. Ntahlah!.. hanya merasa saja!."Kok tadi ngomong gitu ya!. " kataku pada diri sendiri.
Otakku ingin merivew scene-scene yang beberapa waktu ini terjadi. Dan benarlah rupanya, lisan ini banyak mubazirnya bicara. Mungkin kita bertanya pada seseorang dengan canda-canda renyah, tapi bisa jadi ini membuat luka-luka merah di hati orang tersebut. Ntahlah!.. hanya merasa saja!, "Menyesalnya bicara..!" kataku pada diri sendiri.

Yo-Ayo!.. Mulai hari ini harus bicara yang baik-baik saja. Penuh integritas (ciyyaaa) dan tidak perlu menelusuri setajam silet. Dan yona!, bukan berarti karena kita di bully orang, kita berhak melemparkan bully-an itu pada orang lain.

Tapi itulah, ujian lisan ini pasti akan sampai kepada siapa saja. Memberitahukan hal yang benar-pun, apabila caranya salah, jadinya salah juga!. Untuk menambah pengetahuan tentang pola komunikasi yang baik saat ini aku "agak" aktif mendalami identitas dan peran Bundo Kanduang dalam perkauman dan adat istiadat di sumatera barat. Sebagai perempuan minang (lahir di rantau) yang jauh sekali dari BAM (Budaya Alam Minangkabau), bahasa ibupun sudah akulturasi dengan bahasa di tempat lahir, aku melihat Bundo kanduang ini seperti sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh generasi emas. Bundo kanduang yang disiplin dan "baradat" tentunya. Yang bersopan santun, bijaksana tutur kata, mampu menempatkan diri di masyarakat.

Memperbaiki diri dalam suasana pemanasan global ini sulit memang. Absurd mana yang baik, agak baik, dan tidak baiknya. Susah untuk jujur pada diri sendiri ketika melakukan kebaikan, ini benar-benar baik, agak baik, atau sedang pura-pura baik.  Intinya, berserahlah kita kepada Tuhan dengan  segenap kepasrahan. Salah silaf selama ini semoga di ampunkan. Keegoan dalam berteman semoga di maafkan.


Akhirnya, tulisan ini beriring dengan syair....

"Layang-layang selayang padang..
hati di dalam rasa bergoncang
jangan ragu dan jangan bimbang
ini lagu selayang pandang...

Layang-layang.. si kapal datang, 
bawa manggis, bawa durian...
tidak disangka, tidak terbayang..
Nona manis mata duitan.."
(Lagu Melayu Deli; Selayang Pandang)




0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

TAMU