Dia dan Ayah Begitu Akrab..

Langit tak lagi merah, berganti hujan yang mengguyur lebat. Hari ini, di bawah hujan, ia teringat kemanjaannya pada Ayah ketika kecil... " Ayah, aku naik..!!" pintanya. Lalu " Hooph.." Ia sudah berada di atas pundak ayah. " Ayah..ayah ceris yang itu merah." tunjuknya. Dan ayah segera menggapai ranting pohon ceris yang lebih tinggi dari jangkauannya... Ia dan Ayah begitu akrab. Tak ada cerita di sekolah yang luput diceritakannya pada ayah. Si gesang sang suka menggangu, Si Arianto yang pendiam, Si Widya yang manis, Si Ance yang baru merayakan ulang tahun minggu lalu.. " Aku kapan rayakan ulang tahun ayah." Tanyanya polos. " Kita beli sate saja ya!, Tidak usah di rayakan.." Bujuk ayah.. Ayah, selalu melarangnya berteman dengan hujan. Ayah selalu melindunginya dari hujan.." Apa ayah tidak tahu kalau aku suka hujan" Ujarnya dalam hati.. Ia dan Ayah begitu akrab, Suatu ketika monyet liar masuk ke kandang ayam milik mereka, ayam di kandang berhamburan keluar karena takut... Ayah pergi menangkap si moyet dengan menggapaikan tangan ke dalam kandang. "Arghhh...." ayah berteriak keras. " Ada apa ayah?." ia bertanya kaget. Ayah mengeluarkan tangan kanan yang berdarah-darah. " Di gigit monyet..." kata ayah sedikit meringis.. " Dasar monyet..." ucapnya kesal pada monyet yang tetap tidak mau keluar dari kandang ayam... Keesokan Hari... " Nak, sini ayah suap makannya..." Ajak ayah. Dia menggeleng. " Ndak mau disuap Nak?." dia tetap menggeleng, " Tidak mau sama bekas di gigit monyet". Sejak saat itu dia pensiun di suap ayah... 

Dia dan Ayah begitu Akrab..

Hari ini, di bawah hujan, dia membuang payung. " Biarkan saja hujan ini ayah... menetes lembut di pipi kita." .......( 19 menit, sungguh sangat lama)...

Tantangan menulis cepat di GELANGGANG KARYA... Menulis cepat narasi 111 kata, dengan menyisipkan kata kunci : Merah - Payung- Manja

Hufh.. ternyata lama sekali saya berimaji