Minggu, 27 Desember 2015

Padang, 27 Desember 2015.

Libur tinggal 10 hari lagi, ada tersisa remah di hati.
Aku masih ingin berlibur terus, tapi tentu itu sangat jauh dari kata produktif. Bergerak biar tidak tersumbat, bergerak agar tidak busuk, begitu kata orang.

Hampir 30 hari ini kerjaku hanya mampir dari satu tempat ke tempat lain. Berjalan dari satu pekarangan ke pekarangan lain. Berjumpa dengan orang yang berbeda, fikiran berbeda, wajah berbeda, tentu dengan hati yang berbeda.

Silaturahim adalah sebuah konsep yang sangat elegan untuk diupayakan. Pelapang jalan, penambah pintu rezki, pemupuk kepribadian untuk terbuka.

Silaturahim membukakan mata kita tentang bagaimana cara memperlakukan orang lain, santun tutur, sifat kasih juga sayang. Aku benar-benar belajar.

Cinta...
Ternyata cinta itu tidak seperti lagu yang mereka nyanyikan. Ia tidak seperti novel-novel yang mereka tulis. Fisiknya memang abstrak, tapi aromanya konkrit. Ia bukan bahasa pena atau bibir, cinta adalah bahasa tubuh, sebuah aksi!

Cinta menjadikan kita pengalah dan maklum
Cinta membuat tegar dan sanggup
Cinta menuntut, jarang memberi...
Itulah sebabnya mungkin,
Orang yang berjuang atas cintanya adalah mereka yang sukaria berkorban.

Uniknya,
Sebab musabab cinta dipertanyakan oleh Tuhan.
KarenaNya atau bukan?
Ini juga menjadi bagian perjuangan tersendiri..

Tapi, dalam 30 hari ini aku bahagia melihat senyum sumringah di wajah orang-orang yang kutemui, aku berduka jua dengan tangis mereka. Ujian Tuhan tidak untuk di kesalkan, tapi untuk di taklukan!. Kataku pada diri sendiri..

Perjuangkanlah apa yang di percaya.
Korbankan apapun karena kepatutan.
Kebaikan adalah bukti cinta
Selamat menempuh perjalanan menujunya..
Semoga sampai...

Rabu, 23 Desember 2015

Pekanbaru, 23 Desember 2015

Setiap kita memiliki jejak perjalanan. Ada yang panjang  dan ada yang pendek. Setiap perjalanan ada pertemuan, dalam pertemuan ada perkenalan, dalam perkenalan ada perasaan yang timbul.

Nah, kita yang berjalan akan menemukan beragam perasaan saat bertemu orang. Ada suka, sungkan, duka, atau heran.

Banyak orang berlaku baik setelah ia di-baik-kan.
Ada juga orang yang berlaku baik selalu, setiap saat.
Kami belajar memahami kebaikan dengan kebaikan
Kami belajar berbenah, menebar yang baik memungut yang buruk.
Kami belajar apa adanya... Setulus yang seharusnya.
Kami belajar menjadikan setiap perjalanan berharga. Penuh cerita cinta..

Berdua dengan yoni
Akhir desember yang cerah (panas).

Sabtu, 19 Desember 2015

Sijunjung, 19 Desember 2015.

Akhirnya, setelah menunggu 1.5 tahun tante melaksanakan operasi benjolan di kepalanya.  Whoaaa 1.5 tahun bukannya lama, tapi untuk menunggu...? Ntahlah!.

1.5 tahun lalu, aku tidak bisa menemaninya, kuliah apoteker yang padat, pkp yang menyita waktu..

6 bulan setelahnya, aku kembali tidak bisa karena ada urusan di jakarta.

Bulan juli lalu, sama! Di tunda, aku sibuk les toefl.

Lalu libur kali ini, rabu malam aku sampai di sijunjung, kamis pagi langsung ke poli bedah, jumat ini operasi..

Sebenarnya operasi ini bukan sesuatu yang menakutkan. Bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.
Tapi, "emak korea" ini hanya mau menunggu sampai aku datang. Kami selalu membikin perjanjian-perjanjian yang akhirnya  selalu aku ingkari.
Mementingkan toefl, toefl, dan toefl.. Les dulu ya nda.. Tes dulu ya ndaa... Tunggu dulu ya ndaa..
Serasa malin kundang..

Hmm...
Menunggu itu menyedihkan!
Tapi ketika ditunggu, rasanya lebih dari itu.
Kita di tunggu dan kita tidak bisa..
Kita diharapkan dan kita enggan menyadari..
Aku semakin percaya, semakin kita besar, semakin kita dibutuhkan orang. Tapi, apakah kita sanggup memenuhi kebutuhan mereka, apakah kita mau, apakah mampu?

kemaren aku kena marah karena masih memakai tas rajut "jelek" yang selalu aku ajak kemana-mana. Atau sepatu krok yang sudah 2 tahun belum aku ganti. Aku terkena sambaran omel ketika tidak memakai kaos tangan di motor, atau saat memakai baju warna hitam, atau karna lipstik yang di kasih belum juga habis aku pakai..

tapi na ndak mau menjadi bunda, nda...
I wanna be myself! :-)
-RSUD SJJ-

Minggu, 13 Desember 2015

Aku menemukan kehidupan di dalam kepalanya.
Kehidupan yang santun dan bahagia.
Banyak yang aku pelajari dari dalam kepalanya
Bagaimana membuat hari cerah meski sebenarnya sedang mendung.

Kehidupan di kepala
Aku temui dari seorang gadis manis pemalu
Dan sangat pendiam.
Karena sangat pendiam, diam-diam aku mencoba masuk ke dalam kepalanya.

Sabtu, 05 Desember 2015

Hay Desember...
Beberapa waktu ini aku kembali sibuk dengan seswatuh!. Aku kembali ke padang, bukan untuk liburan. Aku bahkan tidak pernah liburan disini. Selalu ada misi yang aku kerjakan.  Ya.. ini tahun ketiga (sejak 2013) aku intensif mengikuti tes toefl. Sebelumnya, selalu hasilnya belum memuaskan.

Untuk apa les toefl terus?..
banyak!.. fungsinya banyak sekali.
bisa apply beasiswa, bisa membuat karya tulis dalam bahasa inggris yang baik, bisa mengajar bahasa inggris dengan grammer yang bagus, dan jika nanti jadi istri presiden (^_^) bisa membuat teks pidato untuk presidennya (really just kidding!).

Tapi, aku takut sekali sekarang.
minggu depan aku akan mengikuti tes ITP, mungkin karena sangat berhasrat jika desember ini adalah waktu terbaik untu mendapatkan nilai terbaik.

"Untuk apa sekolah terus?, wanita itu tugasnya di rumah!." kata banyak orang.
entahlah..
aku hanya berfikir,
muda hanya sekali, jika tidak sekarang belajar banyak hal, kapan lagi?
wanita memang bertugas di rumah, tapi akan ada waktunya ia harus keluar juga..

Hay desember..
jika tanah menunggu hujan turun di celah pohon
aku menunggu hal yang sama..



Minggu, 15 November 2015

Jangan memilih apa yang akan di sukai... kata orang!
Aku sering bilang, aku tidak suka menggosok pakaian.. tapi nyaris tidak pernah aku keluar rumah menggunakan baju yang tidak digosok. Jadi, suka tidak sukalah...!

iya, waktu berjalan cepat tanpa menunggu aku untuk bertaubat atas dosa-dosa yang sering dilakukan, berkali-kali, diulang lagi!.
Teman akrabku bilang dia akan melahirkan anak keduanya, yaa... rasanya baru kemaren anak pertamanya lahir. Dokter muda itu bahkan belum mencoba dunia perkarieran yang banyak di idam-idamkan wanita.
Waktu berjalan  cepat, secepat teman-temanku menggemukkan pipi mereka.. Oh God.. Tua itu sungguh nyata!,

...

Akh sudahlah!..

Apakah yang bertambah seiring berputarnya waktu?..
Dosa..?
Tua..?
Umur..?

lalu...?

takut..?
cemas..?
gelisah..?

lalu..?

...
...
...




jangan memilih...?
bukankah hidup ini akumulasi pilihan-pilihan?
Air laut memilih mengalir ke laut, tidak memilih mengalir ke kloset.. ^_^

Walaupun akhirnya sendirian dalam pilihan-pilihan kita
tetaplah memilih!

Kamis, 12 November 2015

....








....





....








....








......

suara hati
tidak akan berbunyi
jika mulutmu tidak terbuka..



buka mulut
bicara..
lalu
beranilah!

Rabu, 11 November 2015

Akhhh...
Anak...
Anak nakal "tukang absen"-ku akhirnya pergi,

Ia ber"perang" dengan seniornya
masuk kantor!.. Aku fikir "cool kamu!"
Ia ber"perang" lagi dengan seniornya yang kedua
babak belur!.. kepala bengkak, mata merah (pembuluh mata pecah),

Jika aku tahu ketika perang terjadi
aku akan menyusulnya... aku akan menariknya pulang.
jika aku tahu keras hatinya jika merasa benar
aku akan menceritakan tentang "kerasnya" Umar Ibn Al Khatab di kelas mereka.
Bahwa seorang Umar yang keras karena merasa benar, juga banyak yang tidak suka!

"Dia tidak datang , Kenapa?" Tanyaku pada teman-temannya
"Dia sakit buk" Jawab mereka
"Ohh... bisa juga dia sakit?.."
diam... sekelas diam
"Ada yang tidak beres yaa...?" tercium pekat di hidungku
diam.. sekelas diam
"Jika pada guru kalianpun kalian tak percaya, siapa lagi yang akan kalian percaya?.."
seorang mengambil kursi duduk di depan meja guru..
kami lantas bercerita..
"Orang tuanya memutuskan memindahkannya buk, daripada dia di bully terus"

"suruh dia datang di pelajaran saya besok, yaa!.."

Alangkah senangnya hati ini melihat dia dengan muka babak belur itu datang..
Senang sekali.. sungguh!.
"Tetaplah sekolah disini" kataku dalam hati saja...
Pada pertemuan itu aku menutup buku Anatomi Fisiologi, aku berceritaa...
aku bercerita tentang ospek yang aku alami selama sekolah menengah, ketika di universitas.
Menghadapi senior "sok tua" yang usianya tak jarang lebih muda dariku.
Tak masalah,
semua itu bukan masalah
masalah kita adalah masa depan..
fikirkan masa depanmu saja!

Akhirnya pagi ini...
"Buk, ambil absen?." tanya ketua kelas
"Ri*y mana, dia kan yang ambil absen?.."
"Sudah pindah buk!.."
"Hahh...? Pindah?. Jadi?"
"Jadi buk!. sudah keluar surat pindahnya.. "
"Kemaren jum'at dia kan datang, keputusannya tidak berubah?.."
"Dia datang cuma untuk berjumpa ibuk saja..!."

Sudahlah...
bongkahan es akhirnya pecah di hati ini..
"Kok saya sedih!.."

Selama bertegur sapa dengannya, I little bit know him so well!
Dia tidak nakal!.. yaa.. nakalnya biasa aja..
hanya saja dia tidak suka di ospek, diganggu kakak kelasnya.

Yaa.. sudahlah!..
Harapan ku untuk bertemu anak di kelas 1A yang utuh tidak tercapai..

Di kelas selalu bertanya apa cita-citamu?..
Hanya dia yang menjawab " Tidak tahu, buk!."
"cari tahu ya!..buat keputusan kamu mau jadi apa!."

***
"Dia datang cuma untuk berjumpa ibuk saja..!."
Jika aku ingin berjumpa dengannya lagi, apakah dia bersedia kesini lagi?

Minggu, 08 November 2015

Bulan ranum di balik ranting
bersama krik-krik jangkrik dan burung hantu di pangkal gua
bercengkrama.

Bulan ranum di balik ranting
Bercerita tentang kehidupan genting..
"Suatu saat aku akan menjauhi bumi sejauh-jauhnya.."
Katanya.
"Burung hantu tak perlu engkau memang, ia suka di gelap pekat.. Tapi aku, aku suka putih sinarmu sebagai petunjuk jalan." ujar jangkrik.

Krik krik jangkrik..
Bulan ranum bertambah jauh, bertambah hilang...
Burung hantu mengejar... Namun tak terkejar.
Burung hantu dibelik ranting
Bertengger menunggu bulan.

Selamat datang November..
Aku suka hujan, kalau hujan bisa tidak ke kantor.. Huhulala..huhulalaalaa..
Tapi, hati ini jadi sedikit manyun, hujan belum deras.. Hanya tik tik tik rintik.

Flashback ke November silam... Pulang ke kota lahir dengan seragam azzam yang hati. Ugh!
1. Berjuang bersama kiki untuk bisa masuk universitas negeri.  Alhamdulillah segala puji milik Allah.. Dikabulkan.

2. Bisa  menyelesaikan Novel.. Sibuk.. Suwer! Sibuk banget! Suwer!.. Sibuk melamun, sibuk merenung..Hello brain! Let's start your imagination...

3. Toefl 600..
Aku tidak benar2 serius meminta padaNya.. Sebenarnya bisa, tapi belum dikasih.. Untuk hal ini aku butuh secumpuk percaya diri.
Australia? Nak ketemu aborigin yang original..:-)

4. Belajar menjahit.
Akhirnya aku masuk kursus menjahit. Jadwalnya 3 kali seminggu jam 2 siang.. Mepet sama waktu pulang mengajar jam setengah 2. Sebagai calon ibu yang baik, aku ingin membuat baju2  untuk anak2 kelak dengan tangan sendiri.. *ciyeeee

5. Mendesain kamar sendiri..
Hmm.. Hmm...hmmm...
Akhirnya sesuai kehendak ibuk..

6. Ke Malaysia..
Belum, belum sempat mat! :-)

7. Ke pulau seribu.
Belum..

8. Bisa masak rendang.
Belum, betapa ... Duhai betapa! Orang akan bilang, " nanti kamu bisa sendiri! "

9. .........

Dst

Dear november..
Setahun menjadi guru..
Aku merasa sungguh berat..
Kemaren mereka berkelahi baku hantam..
Rasanya...
Rasanya aku tidak rela jika mereka kehilangan cita-cita..

Minggu, 18 Oktober 2015

Akan banyak hal yang "menantang" kita di bumi ini.
mengajakmu berkelahi..
kau berlumur keringat dan darah..
kau ketakutan dan gelisah
kau...
terserah kau!
tapi
aku memilh untuk melawan kembali..
I'll Fight Back!

Jumat, 16 Oktober 2015

Apa jadinya jika orang yang pintar diam?
Apa jadinya jika penulis berhenti bercerita?
Apa yang terjadi jika peternak malas ke kandang atau petani enggan ke ladang?
Apa yang terjadi jika ibu tidak suka mengasuh dan ayah tidak mau mencari uang?
Apa yang terjadi jika pemimpin buta dan orang buta jadi pemimpin?
Apa jadinya jika setiap hal statis..
tetap, konstan, dan diam?
tanpa petir, gempa, atau tribulansi..!
Apa jadinya jika seorang pelukis di suruh mendiagnosis penyakit?
Apa jadinya jika seorang tukang batu di suruh menjadi sekretaris?

Sekarang saatnya bertenggang rasa dengan hati. Hati yang takut, gelisah, cemas, dan entah apa lagi penyakitnya. Jika setiap orang telah di "setting" untuk mengerjakan pekerjaan sesuai posisinya masing-masing, maka engkau mau berperan sebagai apa?. Dan... dan jika kelak telah diberi posisi tertentu, orang bilang "Do The Best!, Ganbatte!. Semangat dan Lakukan yang terbaik!.", Akankah, mampukah, bisakah bekerja dengan sepenuh hati?. Jika tidak bisa, menolaklah sejak awal!. Itu mungkin lebih bijak.

Duhai waktu, pedangmu lebih tajam dari sembilu
sekarang ia menusuk jantungku.. ganas sekali!

Yah... tema kita masih tentang hijrah..
dari gelap ke terang
dari buruk ke jahat
dari dosa ke pahala
dari tidak bisa ke bisa
dari bodoh ke pintar
dari omong kosong ke fakta

Dari banyak hal yang menginspirasi, salah satunya adalah melihat mereka yang berusia di bawahku bisa melakukan pekerjaan jauh di atasku. Ketika aku masih berfikir-fikir, mereka sudah bekerja..

Kehijrahan yang sangat aku realisasikan saat ini adalah me"nyata"kan imajinasi. Merealisasikan ide, Mulai bekerja (agak sedikit) keras, (agak sedikit) banyak, dan (agak sedikit) sungguh-sungguh. Nah, menangkap malas!... Tangkap si malas lalu buang ke laut...

Tahun ini, aku berharap bisa sekolah kembali...
Aamiin..

Jumat, 09 Oktober 2015

*^%$^$)#@)%$@
&^$(%$#F%*)$%
)@$%&%#@

Temanku, jahat!
dan aku kehilangan kata untuk menjelaskanya..




Sabtu, 03 Oktober 2015

Betapa mudahnya menyuruh orang bersemangat, tapi menyemangati diri sendiri alangkah sulit.
Aku mencoba mencari tips bagaimana menyikapi surat As-Shaff ayat 2-3,
Amatlah di benci Tuhan jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.. Jlebbb!
Ayo Rajin Belajar!. Mari Bangun pagi!. Tetap tersenyum kepada setiap orang yang kamu temui!. Selalu santun pada orang lain!. Jangan suka menggosip teman sendiri!. Ayo, maafkan kesalahan teman!. Owwhh Yeaahh... How about myself?.. I ask them to do that!

Mengapa kita ada di sini?..
Untuk apa di sini?..
Mengapa harus di sini, bukan di tempat lain?

"Ayo bercita-cita lebih tinggi dari bulan, karena orang sudah bisa ke bulan!". Kataku. Setelah aku sadar, aku meng"gelak"kan kata-kata ku sendiri. Tidak untuk menyepelekannya, tentu saja!. hanya lucu!. ^_^

Aku yang selalu berjalan cepat di koridor, sering di kejar dari belakang bersama pertanyaan2 bak wartawan gossip..
"Tidak apa-apa kan kalau kita gagal bu?"
"Apakah kami tidak akan naik kelas bu, saya tidak lulus responsi di labor resep, orang tua saya di panggil ke kantor."
"Dia tidak ikut kerja kelompok,  dia tidak mau berteman sama kami, bu!"
"Buk, dia punya masalah besar. Dia berantem sama orang tuanya. "
"Kami tidak suka sekolah di sini buk, pelajarannya susah!. Tapi kami di paksa orang tua."
"Buk, hmm...hmmm... apakah ibu pernah pacaran?.." (*pertanyaan tadi siang). Gadis itu lalu melanjutkan, "ibu mirip seseorang, dia tidak pacaran.. kenapa memangnya kalau kita pacaran buk?..bagaimana jika kita menyukai seseorang?, apakah kita harus membencinya?".

Pertanyaan-pertanyaan yang tak ada hubungan sama sekali dengan materi pelajaran.
Jawaban pertanyaan itu selalu ada buat mereka, tapi bagaimana jika pertanyaan itu aku ajukan untuk diriku sendiri?

Bagaimana kalau aku gagal? ikhlaskah?
Bagaimana hubunganku dengan teman, dengan orang tua, dengan lingkungan?
Bagaimana menghadapi sesuatu yang tidak aku suka?.. apa yang harus ku lakukan?..
Bagaimana menjaga hati untuk cinta padaNya, karenaNya..?
Dan..
pertanyaan ini bahkan sering aku elak dari menjawabnya..

Terimakasih telah membuatku belajar, belajar menilai diri, belajar membuka buku lalu membacanya lagi, belajar takut untuk salah bicara, belajar mencintai dengan citarasa yang berbeda, belajar memaklumi keterbatasan, belajar untuk tidak memaksakan kehendak..

Tapi aku juga manusia biasa..
aku juga punya cita-cita untuk diriku sendiri
keinginan-keinginan hidup di masa depan..
Ayo kita bangunkan mimpi, kembali!







Jumat, 02 Oktober 2015

Masih pagi, aku sudah prepare bahan-bahan untuk ke sekolah..
Musim kabut begini, agak susah menyemangati diri..
tapi, subhanallahh...
Memaksa diri.. dipaksa terus dan lagi..
Semoga Tuhan berkahi dengan cinta kasih

Jika esok kita jatuh,
hari ini kita sudah belajar tegak
tegak yang kokoh..

Kamis, 01 Oktober 2015


Aku adalah tipikal pembosan..  Suka mencari hal baru atau pergi ke tempat baru. Sangat tidak menyenangkan bagiku bertemu rutinitas yang itu-itu saja dari hari ke hari..

Dan , sekarang mulailah cita rasa bosan itu datang. Setiap hari melakukan kegiatan yang sama, bertemu orang yang sama, di tempat yang sama pula.

Hmm..., boleh kami cerita buk?
Cerita apakah itu?..
Hmm... Tapi ceritanya idak disini ya buk?
Rahasiakah?..
Hmm.. Iyaa..
Jika rahasia kenapa di ceritakan?..
Hahahaa.

Jika kita bosan, kita dengarlah ceritaa..
Cerita orang tentang kebosanannyaa..

~nak jalan-jalan melewati langit, langit kelabu.. Sedang tak indah!.





Senin, 21 September 2015

Ini adalah gedung tertinggi di kota ini...
Jika sedang di sini, aku akan membuka tirai lebar-lebar..
Memandang langit.. dan berfikir, kapan kita terbang lagi?
Kapan kita terbang mendekati mimpi kita yang tertumpah-tumpah di kepala?
Kapan kita bertualang di malan-malam yang penuh bintang?
Kapan kita tertawa lepas, menertawakan diri sendiri?
Bisakah kita merasakan sejuk salju yag luruh membuat bumi menggigil?

Jika jauh.. terlalu jauh..
Jika tidak.. hampir tidak mungkin..
lukislah langit yang biru dengan senyum..
Mungkin pohon yang di bawah sama..
Mengerti artinya..





Selesai pertemuan di kelas, seorang anak manis sengaja menungguku di ujung pintu..
"Ibuk, ini untuk ibuk.. tapi nanti dibacanya ya buk.."
karena masih ada dua kelas lagi aku mengiyakan permintaannya..


Hari itu aku tidak enak badan. Pagi tidak sempat makan karena harus mengajar jam setengah delapan. Tapi karena flu berat mendera, aku minum obat yang biasanya berefek takikardia (jantung berdebar kuat) . Dan benar.. Berat sekali hari itu bagiku yang harus mengajar 4  kelas sambil jantung berdebar-debar. 

Ketika kelas ribut aku diam saja.. biasanya aku ajak mereka mendengar cerita... "Mau dengar cerita tidak..?".. Beberapa anak akan menyuruh temannya diam.. "Diaaaaammmmmm...woi diaamm.. dengar ibuk nak cerito!." So fun jika melihat wajah mereka yang.. hmmm..yang manis!. 
Kali ini hanya aku diam sampai mereka diam. 

Seorang anak yang "melankolis" mungkin!, menangkap semua dengan cita rasanya sendiri..
Aku tidak menyangka, betapa besar pengaruh "guru" pada kehidupan "siswa"-nya
Aku tidak pernah berfikir, sesuatu yang aku anggap main-main, di nilai serius oleh mereka
Aku tidak pernah tahu, bahwa cerita tentang cita-cita (untuk mendiamkan keributan kelas). Mereka ubah menjadi mimpi... Mimpi.. yang bahkan mungkin lebih besar dari mimpi milikku..
Aku tidak pernah menyadari, senyum yang biasa aku lemparkan.. ada "nilai" di mata mereka.. 

Terimakasih Rosse... 
Mawar yang manis..





Sabtu, 11 Juli 2015

Bagaimana kita tahu akan gagal, kalau kita tak pernah mencoba
bagaimana kita tahu jatuh itu sakit, kalau kita tak pernah jatuh.. hahaa
bagaimana kita tahu naik roller coster itu bikin jantung copot, kalau kita masih memandangnya dari bawah..

bagaimana kita tahu... kita tak tahu apapun.. berilah selamat pada diri kita
selamat mencoba!

Kamis, 09 Juli 2015

Jika sampai kepada waktunya, kau akan menjawab semua pertanyaan dengan,
"ntahlah."
jika sampai kepada punggungmu bungkuk, tapi banyak saja bawaan yang harus dipangku pundakmu.
kau,
kau tak usah terlalu sedih!, kau sedang tak sendiri..
i don't know how , i don't know why...
kadang kau tak tahu mengapa, tapi kau tidak bisa untuk tidak peduli..

Selasa, 30 Juni 2015

Ramadhan Ke 13

Saat kita buka mata di pagi hari, kita melihat benda  yang biasa ada, kita memandang orang yang biasa kita temui, kita menemukan keadaan yang biasa, yang hampir sama dari hari ke hari, sehingga....
Sehingga kita menganggap dia atau benda itu sepele.

Kemudian aku menilai diri sendiri,  ketika aku akan pindah ke kota lain.. aku katakan pada dinding kamar, “kau tidak akan melihat wajahku menghadap padamu lagi malam besok juga malam-malam setelahnya.” Apa-apaan ini?.. itu hanya dinding!. Lalu aku menerawangi langit-langit dan... “langitku akan berbeda lagi nanti.”

Setiap orang yang datang akan pergi. Tapi, apa yang membuat orang yang pergi itu istimewa?.

Pernah suatu ketika, di perjalanan mendaki bukit, rasanya letih dan membosankan sekali. Aku diam saja, hanya berjalan paling belakangan dan sangat lambat. Seseorang petani mengambil ranting yang lumayan kuat. “Pegang ujung kayu ini!.” Katanya.

Aku berfikir lama, untuk apa aku pegang kayu itu, tapi aku menurut saja. Aku baru sadar apa yang petani itu lakukan. Ia menarik ujung kayu bagiannya, dengannya  aku bisa berjalan tanpa tenaga untuk mendaki bukit terjal itu hingga tujuan. “Apa tidak capek?..” tanyaku. “Bahkan aku bisa mendaki bukit ini sambil berlari tanpa merasa letih. Aku sudah biasa!.” Jawabnya.

Petani itu pernah mengatakan, “aku ini orang bodoh yang tidak bersekolah..” sangat merendah. Dia sebenarnya bersekolah, tapi hanya sampai SMP kelas 1.  Tentu aku tak akan kehilangan kata, “aku ini orang bersekolah yang masih juga bodoh.” sayangnya cuma berani  bicara dalam hati.  

Dari semua pengalaman bertemu orang, aku jarang menemukan “jiwa petani” ini pada (kami-kami) yang (konon) mengenyam pendidikan.  Jarang bukan tidak ada, tapi langka. Jiwa yang memiliki insting tinggi dan penuh penghargaan.  Sensitif dan inisitif terhadap lingkungan, Yaa... aku dapatkan dari petani itu, bukan dari kehidupan sekolahan yang membuat kita bergelar panjang.  Mengapa seperti itu?..

Wanita sepele pada alis matanya, lalu alis mata itu mereka cukur dan mereka ganti dengan guratan pensil.. Hahahaa...
Di sebuah bandara internasional tidak ada yang menyapa hangat tukang bersih toilet, padahal tanpa mereka  pengunjung bandara akan tutup hidung dan mulut mereka bersumpah serapah.

Ahh... sudahlah..
Jika ia ada di depan matamu kau sibuk mengacuhkan..
Jika ia pergi menghilang, kau sibuk mencari, kemana..? kemana ia..? aku merindukannya!.

Kadang aku ingin menjadi petani saja.. petani tak pernah menyepelekan cacing, karena cacing adalah hidup mereka.

Setiap orang yang datang akan pergi. Tapi, apa yang membuat orang yang pergi itu istimewa?.
jika ia pergi, lalu meninggalkan sesuatu yang sangat ingin kita tiru...
menurutku, ia sudah menjadi orang yang istimewa..

Minggu, 28 Juni 2015

Ramadhan Ke-11

Suatu ketika..
“Na, kita beli bir yuk!.. coba gimana rasanya.” Pinta seorang kawan.
“Hahh...?.”
“Iya, kita coba rasanya bir.. aku pengen tahu rasanya.”
“Gak mau ah!.”
“Kenapa?.. takut..? kita gak akan minum sampe mabuk.”
“Hahahaahaa..” aku (terpaksa) tertawa.
“Kenapa ketawa?.. aku serius.. yok kita coba yok!”
“Gak mau!.. kalau kamu mau minum yaa... aku gak bisa melarang, terserah kamu, tapi aku ndak mau minum  bir.”
“Yaa kenapa, karena haram?..”
“Hmmhh... karena aku gak mau!.”

Percakapan kami ini terjadi ketika aku bermain ke kos seorang kawan yang sedang melanjutkan study di universitas bergengsi ibukota akhir tahun lalu. Aku kaget malam itu, “whats goin’ on?”. Aku tahu betul dia sedang tidak bercanda.

Aku mengeluarkan kata “terserah kamu”, kata yang cenderung bersifat acuh, seolah tak peduli. Tapi sebenarnya dengan kata itu, aku harap memberikan kesempatan kepada temanku untuk berfikir kembali. Aku tahu jika aku katakan,

“Jangan!... Gila aja mau minum yang haram. Ngapain kita tunggang tunggit shalat selama ini..”.
Aku pasti dapat feedback yang berlawanan.

Tidak ada bir malam itu, dan malam-malam setelahnya.
Malam ini aku teringat percakapan kami itu. Ntahlah mengapa...  mungkin karena rindu padanya.

***
Kadang, kita merasa tak menemukan “Jalan Tuhan” pada langkah kita, bahkan saat kita “yakin” telah melakukan sesuatu yang tepat
Kadang, kita merasa jenuh menunggu keputusan langit yang belum sampai ke bumi
Kadang, kita tak menemukan teman padahal setiap hari kita berpapasan dan menyapa banyak orang.
Kadang, kita merasa sangat sunyi walaupun earphone ber-“degap degup” menyetel musik metal.
Kadang, kita tak ingin bertanya walaupun belum tahu jawabannya
Kadang, kita diacuhkan saat hati begitu ingin di timang-timang
Kadang, kita kehilangan kata sebelum sempat bicara
Kadang, kita ditinggalkan tanpa diberi alasan mengapa pergi
Kadang, kita harus mundur tanpa pernah berani maju
Kadang, kita menghendaki sesuatu yang menjadi milik orang lain
Kadang, kita tidak sadar diri...
Tidak sadar diri siapa kita ini...

***
Kadang aku bertanya,
Dimanakah permukaan bumi tertinggi yang tak sulit di daki?
Dimana lapisan salju yang tak terasa dingin?
Dimana kobaran api yang tak membuat terbakar?
Dimana keberadaan orang yang tidak pernah letih?
Dimana sungai yang tak mengalir?
Dimana??

Ehmm...
Kita sering mencari sesuatu yang tidak ada
Kita sering berharap pada hal yang tidak mungkin
Dan, iyaa..
Kita sering meminta  hal yang bukan milik kita....
Tapi semuanya akan kembali pada “terserah kamu”, terserah kita!. 
Apalah arti larangan  manusia bagi manusia.

Hanya saja, dalam fikiranku.. 
Tidak ada manusia yang tidak pernah merasa gagal.
Bahkan kita sering gagal menyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa melakukan yang terbaik.

Rabu, 24 Juni 2015

Ramadhan ke 7.
Waktu kecil, aku sering sakit. Aku pinta pada Tuhan, “Ya Allah jangan beri hamba sakit lagi, hamba berjanji akan rajin shalat, hamba tidak akan meninggalkan shalat, hamba janji... tapi jangan sakit lagi”

Setelah rotasi bumi berputar sangat cepat, kalau aku merasa enggan untuk melaksanakan shalat, aku ingat doa yang aku ucapkan waktu berumur 11 atau 12 tahun itu. “Hamba tidak akan meninggalkan shalat, Hamba janji...”

Shalat adalah suatu ibadah yang penting bagi umat muslim seperti aku. Ia adalah pokok agama. Ia adalah tiang tempat seluruh jiwa spiritual bergantung. Shalat adalah sarana mengadu, sarana meminta, sarana berbicara dengan Sang Pemilik Segala Sesuatu.

Pertanyaanku pada diriku sendiri kini adalah..
Setelah sebegitu lama aku menjalankan ibadah shalat, apa ada yang berubah?..
Aku selalu shalat, tapi aku tetap akan sakit ketika jadwal sakit itu tiba. Terlalu banyak “pantangan” yang harus aku hindari. Sama saja sebenarnya!.

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah 153)

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang –orang yang khusyuk.” (QS. Albaqarah 45)

Baru-baru ini aku baru membuka mata,  bahwa  Al Quran selalu menyandingkan kata sabar dengan shalat. Menurut pemahamanku yang bukan ahli, ayat ini menjelaskan bahwasanya jika kita ingin mendapatkan pertolongan, kita haruslah bersabar dahulu atas ketetapan  baik buruk lalu sempurnakan ia dengan menegakkan shalat secara khusyuk dan sungguh-sungguh.

Lalu, bagaimana dengan kesabaran yang aku miliki?..
Hohoo...  sabar adalah kalimat yang mudah diucapkan saja.. kalau untuk dilakukan susssaahhh sekali!
Kalau aku mau marah, ya aku marah.. wong dia yang salah kok!.
Kalau dia yang salah, ngapain aku yang minta maaf...
Walaupun aku salah, dia kan lebih kecil!, kenapa harus minta maaf padanya..

Layaknya, kita bukanlah orang yang sabar, kita hanya sedang belajar sabar. Karena banyak ujian kesabaran ekstrim yang  harus kita hadapi. Aku juga tertanya-tanya pada diri sendiri, Seberapa level kesabaran yang aku miliki... jangan-jangan, Nothing!

Sabar, kita belajar menemukan celahnya .
Shalat, kita belajar menemukan khusyuknya...
Jika ujian kita tidak kunjung reda...
Mungkin hal itu yang membuat Tuhan Ridho... Apa salahnya?

Aku ingat ketika kecil dulu, saat sakit aku akan dapat obat esok hari atau paling cepat sore harinya karena harus ke dokter. Sekarang tidak sesulit itu lagi mendapatkan obat. Bahkan sering aku "shortcut" dokternya.. ^_^ 
Dan itu pertolonganNya juga, kan?

Dirimu bersabarlah, Hatimu juga, nanti ia akan semakin cantik!. Kau tahu, dunia belum selesai mendengarmu bercerita.

Ramadhan ke 5.

Kembali Ramadhan, kembali ke target
Apa target kamu di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini?
Kuruuuusssssss!!!!...
Whaaaat..?
So why....?
Slim is heathy, healthy is beauty...
Hakss...hakss..hakss....

Saya tetap menganjurkan kepada teman-teman yang  merasakan  kenaikan berat badan drastis, ini adalah saat yang tepat untuk berbenah.. ^_^

Oke, sudah 5 hari kita melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan. Banyak dari kita yang punya target istimewa di bulan ramadhan. Misalnya khatam  Al Qur’an sekian kali, bersedekah sekian juta, memberi takjil sekian box pada musafir, dan lain sebagainya. Tapi kadang diriku tertanya-tanya,

“Apakah keistimewaan bulan ramadhan bisa terbawa-bawa, “terseret-seret” , alias berpengaruh pada kehidupan spiritual kita 11 bulan selanjutnya?”

Apa sebenarnya keistimewaan Ramadhan?..
1.        Tersedianya  kolang-kaling yang jarang di ketemukan di bulan lain
2.        Banyaknya makanan gratis di masjid bahkan untuk ribuan orang
3.        Nikmatnya berbuka dengan banyaknya juwadah alias panganan yang nikmat
4.        Berburu baju baru untuk raya
5.        Amplop berisi  salam tempel

Apa istimewanya Ramadhan itu?
Jika ada yang menjawab itulah bulan di turunkannya Al-Quran.. yaks! Benar sekali!
Jika ada juga yang mengatakan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan.. Yaa.. Yaa...  that’s correct!, benar juga!

Namun ada satu hal yang secara pribadi aku merasakannya di bulan ramadhan.. sesuatu yang spesial, Nice!
Sebuah rasa kengerian ketika melakukan maksiat.. takut, sungkan, malu!
Rasa yang tidak sebegitu muncul ketika 11 bulan yang lain...

Benar yang dikatakan imam syafi’i..  Jika perut berpuasa (dijaga), nafsu syahwat juga akan terjaga, nafsu pada harta/pangkat/popularitas  ikut terjaga pula.

Ayo kurus!
Ayo kuruskan nafsu kita.. ^_^
   

Rabu, 17 Juni 2015

"I wanna do something right, for once in my life. Before it's too late and i give up the fight" (Something Right by MLTR)

Tahun ini kau datang sungguh cepat sekali. Rasanya, baru kemarin malam aku begitu banyak meminta.. Banyaaaak sekali!
Dan, aku menjadi yakin.. permintaanku yang banyak tahun kemarin, tidak sesuai dengan usaha yang aku lakukan di tahun ini.

Beryukur kepada Tuhan atas Kemurahan dan Sifat PenyayangNya  yang luar biasa luas.
Memberikan kesempatan kepada diri dan hati kami untuk belajar menjadi baik.
belajar terus... tidak untuk  menjadi sempurna
belajar terus... untuk mengurangi ketidaksempurnaan
(padang 17/6/15)

Kamis, 11 Juni 2015

I don’t know, why i wanna talking about this topic..
I wanna answer people question to me and my question to myself also ^_^

“kamu pernah suka sama orang?..”

Klise memang, tapi pertanyaan ini sangat sering harus aku jawab. Jawabannya apa?.. tentulah saja, big smile... Hhee.  Kemudian orang akan bilang.. “kamu introvert, tertutup.. mana mau crita-crita..”

Setelah masuk ke usia produktif untuk bekerja, anak-anak “kecik” di kelas yang jadi bahan komparasi, perbandingan!. Jangan salah!,  Kecik-kecik sudah pandai bedua-dua di tempat sunyi, kecik-kecik sudah bicara kesetiaan.. haaaaa...  kecik-kecik sudah kena ngilunya patah hati, kecik-kecik sudah punya beban mental yang berat.. dan dengan bijaknya mereka bilang.. “kami sudah tidak kecik lagi!!, tolong dengarkan kami, kami sudah besak!.”

That’s why, kalau orang bertanya, “kenapa kamu pilih ngajar anak SMA yon?..”. Karena aku suka pada Golden Age mereka yang belum matang tapi sudah merasa dewasa. Masa dimana mereka belajar menutup diri, emosional, dan labil. Sebenarnya saat  itulah kita mudah meng-intervensi pola pikir mereka.

Oke, kita kembali pada pertanyaan di atas,
“kamu pernah suka  sama orang?..”

Pertanyaan ini sebenarnya menimbulkan pertanyaan baru,
“apakah aku terlihat pernah TIDAK suka sama orang?..”

Kita diberikan oleh Tuhan yang maha pemurah sepasang mata yang akan menyukai keindahan, kebagusan, kerapian, keselarasan..  Ketika mata kita menemukan hal-hal seperti ini, Naturally kita akan langsung suka. Kita bilang “fisikli”. Hal ini tidak buruk!

Kita diberikan oleh Tuhan yang maha pengasih harta dan jabatan. Nafsu kita menyukai hal ini juga. Tidak salah!. Tidak salah menyukai orang berharta banyak dan berjabatan tinggi.

Kita diberikan oleh Tuhan yang maha baik, tengkorak keras yang melindungi otak. Kita bisa excelent dan superjenius, kita gemar menjelajah angkasa luar hingga laut terdalam. Otak kita seindah bilangan aljabar juga serumit rumus fisika.  Menyukai kecerdasan, sangat baik sekali!

Tapi menurutku, ada yang lebih mengagumkan dari itu semua..
Sangat menyenangkan ketika kita mengetahui  idea yang ada dalam diri seseorang, kemudian dari wacana otaknya itu, tangannya bergerak untuk melakukan sesuatu yang selayaknya dia lakukan, do action! Tidak penting  berapa maksimalis atau minimalis hasil kerjanya. Ber-ide lantas ber-kreasi dengan tangan sendiri. Hal itu bagiku yang mengagumkan!.

Pertanyaan kemudian yang muncul adalah, “adakah orang seperti itu?..”
Jawabannya, ada!.. adaaa dan banyak!..
karena aku sangat menyukai dunia literasi, kepenulisan,
Orang yang menulis lalu  membaca tulisannya dengan caranya sendiri..
Sungguh mengagumkan bagiku.

Orang yang menulis irama hidupnya dan membaca setiap hal yang terjadi sebagai hikmah dan pelajaran.
yaa... sangatlah  mengagumkan!

Secara pribadi, aku sering mendapat ide (inspirasi) dari melihat, berjalan, atau mendengar pembicaraan orang mengenai topik apapun. Setiap orang hakikatnya adalah sumber inspirasi, maka kesimpulan awal adalah “setiap orang itu mengagumkan” dan "setiap orang layak untuk di apresiasi, sukai kebaikannya, lupakan keburukannya."

Tapii... kita ini manusia biasa yang punya sifat benci.......... (to be continued)





Senin, 08 Juni 2015

ketika aku benar-benar berada di depan *cer
ingin menulis apa yang seminggu ini berseliweran di kepala, rasanya banyak hal unik untuk di ceritakan..
dan lupa.
whooamhh... mungkin kepala sedang "mengantuk"
tapi, aku masih ingin bangun
bangun membuka mata
membuka mimpi
membukanya kembali
lebih lebar...lebih lebar..

Sabtu, 30 Mei 2015

Jika nyamuk yang sudah ada di dalam tangan kita, tinggal sedikit tekanan nyamuk akan “penyet”, tapi hal itu kita urungkan karena merasa kasihan terhadap nyamuk.. Bagaimanakah perasaan nyamuk?. Pernahkah memikirkan bahwa kita adalah harapan, walaupun “hanya” “sekedar” dari seekor nyamuk pembiang penyakit?

Nyamuk punya perasaankah?..
Punya mungkin!.. kalau tidak darimana dia tahu itu kulit manusia atau kulit kayu?... hhaaha
Apatah lagi manusia, perasaannya berwarna-warna mulai dari merah muda hingga hijau toska. Dan uniknya, perasaan manusia itu butuh di harga-i.

Mengapa perasaan manusia butuh penghargaan?.. karena manusia itu lemah, barangkali. Tanpa penghargaan ia akan jatuh. Bisa jadi, penghargaan adalah tonggak kuatnya ia berdiri. ^_^

Tapi perasaan tetaplah raja di hati, ia akan tahu dengan jernih
Mana kebajikan, mana keburukan
Mana kasih sayang, mana pura-pura kasih juga pura-pura sayang
Mana yang tulus, mana yang bulus
.




Jumat, 15 Mei 2015


Maukah jika kita berbagi ketakutan kita?
tidak, tentu saja tidak!
Atau bagaimana jika kita saling berbagi kesedihan saja?
tidak mau juga!
kita berbagi keluh kesah, lebih mudah bukan?
tidak mau! tetap tidak mau!
apakah kau memang sebegitu tidak ingin berbagi?
tentu aku suka jika kita saling berbagi..
lalu...?
arahkan matamu ke bulan lalu ke tanah..
."Mungkin, ketakutan kita tidak seperti takutnya penderita sakit parah yang umurnya ditakar dokter. Sedih kita belum sesedih bayi merah yang di buang ibunya di sebelah parit tersumbat, dan keluh kesah kita belum sehebat mereka yang 3 hari lalu terakhir makan..."



#
Lihatlah bulan..
aku takut bulan hilang
bagaimana aku bisa berjalan dalam gelap?
karena dalam diriku cahaya akan hilang
yaa..
dan hampir hilang!




Are you going to Scarborough Fair?
Parsley, sage, rosemary & thyme
Remember me to one who lives there
She once was a true love of mine
Scarborough Fair by.Simon and Garfunkel









Kamis, 14 Mei 2015

Beberapa waktu lalu seorang teman esempe menyapaku di efbi,
“yon, konfirmlah aku tuuu..!” tulisnya.
Seingatku  kami sudah berteman di efbi,  aku tanya mengapa minta konfirm lagi. Ternyata efbi lamanya terkunci.. dan bla..bla.. bla... ceritanya.
“yon, kamu sudah menetap di bengkulu?..”tanyanya
Saat ini iya, tapi belum pasti kedepannya, sekarang aku bekerja disini. Jelasku.
“di bengkulu saja yon!” katanya
Memang kamu saja yang mau lihat Tokyo Tower, kataku
“Tokyo Tower tidak seindah ceritanya yon, hahahhaa!” jawabnya tertawa, seperti sepele.
Ya, dia adalah teman baikku yang sekarang bekerja sebagai tenaga kerja indonesia di negeri matahari terbit, Jepang.

Zeeppp...zeppp....tsseepppp!! (suara pedang)
Memoriku kembali ke masa 9, 10 tahun yang lalu.
Kami “anak cewek” duduk di barisan belakang, tempatku di ujung sudut sebelah kiri, terpojok!. Sedangkan,  “anak cowok” yang nakal-nakal (pakai sangat) itu di amanahkan duduk di depan.  Jika aku berada di tempatku pada jam istirahat atau sebelum guru masuk, akan ada yang melempar rerumputan atau kerikil kecil dari atas ventilasi, tujuannya sampai sekarang tidak aku ketahui. Terkena lemparan seperti itu sebenarnya tidak sakit, tetapi mengesalkan.
 “Woi, ngapoin kalian sih? Jahil nian!.” Teriakku dengan emosi membara
Biang keroknya siapa lagi, kalau bukan!...
Kadang aku intai dan ketika mereka ketahuan beraksi, aku teriak..

“hoyy...hoyy...hoyy!”,
Aku lempar juga mereka pakai batu. Batu kecil lahh..


Suatu hari temanku yang suka melempar rumput dan kerikil ke mejaku itu terlibat perkelahian dengan temanku yang lain. Alasannya kudengar, temanku enggan membelikan rokok yang di minta temanku yang lain itu. Perkelahian itu sangat tidak sengit, tak ada perlawanan, ketika di pukulpun, dia tidak menghindar dan tidak lari. “Bodoh sekali!”. Fikirku.
Bahkan aku sempat berteriak, “kalau dak galak balas, menghindarlah!, jangan galak di pukul cak itu!”  (kalau tidak ingin membalas, menghindarlah!, jangan mau di pukul seperti itu). Tapi, tetap saja dia berdiri di tempat yang sama.
Aku ajak seorang teman menemui wali kelas (dari dulu sudah punya bakat pengadu ^_^).
“buk, jangan bilang na yang mengadu ya!” pintaku diplomatis..
Akhirnya wali kelas kami datang, sedikit marah, lalu mendamaikan mereka.
Sampai sekarangpun barangkali mereka tidak tahu ada yang mengadu. Walikelas kami memang juara.


Zeeppp...zeppp....tsseepppp!! (suara pedang)
Kembali ke masa sekarang.
“yon, mana fotomu di efbi?..”
Bukan public figure belum perlu foto profil pun... itu kataku pada diri sendiri (dalam hati).

Dan...
Cepek nian kito besak yo!..
sudah  menghasilkan beberapa cerita yang unik pula.
Dari awalnya yang cengeng, berubah jadi sok besar, lalu kita benar-benar besar!
Tapi ya..
tetap saja cengeng!

Cepek nian kito besak yo!..
Hmm...
Terimakasih karena tidak sombong, untuk masih menyapa..
Kangetnya,
kulihat kau merubah warna rambut menjadi kekinian sekali..
jika nyatanya kau tidak sombong pada makhlukNya, semoga tidak pernah sombong pada Penciptanya..
semoga tidak pernah tinggal sembahyang!

“yon, kalau aku lah balik kelak, kito ke tempat buk sumi (wali kelas) galak yon!”.
masyaAllah.. mataku rasanya berkaca-kaca..
“ kito ajak kawan-kawan..!”
“ iyo, kito ajak kawan-kawan..”


Australian man
Scandinavian town
Kicking stones around the square
He sat for a while, forced out a smile
As if someone would care..
Passenger memulai “traveling alone”nya

About Me

Foto saya
Padang - Bengkulu
Hii, my name is yona//25 yo// Pharmacist// Teacher// Love writing, reading, traveling, and culinary// English learner.

Popular Posts

Categories

Blog Archive

TAMU